AI dan Krisis Ekologi: Solusi atau Ancaman Baru?

Arifin Muhammad Ade

Kedua, perlu dipersiapkan talenta-talenta digital yang mumpuni untuk mengoperasikan teknologi AI. Talenta AI harus memiliki pemahaman lintas disiplin, termasuk wawasan ekologi.

Hal ini penting agar AI dapat dimanfaatkan untuk merancang solusi inovatif terhadap persoalan-persoalan ekologis. Penguatan kapasitas ini dapat dilakukan dalam dunia pendidikan dengan memulai kurikulum yang mengintegrasikan AI dengan isu-isu keberlanjutan.

Baca Juga: Bencana Ekologi

Ketiga, infrastruktur digital dan dataset yang memadai juga menjadi prasyarat utama bagi pengembangan AI yang berdampak positif bagi lingkungan.

Data spasial mengenai perubahan tutupan lahan, pencemaran air dan udara, distribusi spesies, serta perilaku konsumsi masyarakat sangat dibutuhkan untuk membangun model AI yang akurat. Sekaligus membangun infrastruktur komputasi yang hemat energi dan rendah karbon.

Baca Juga: HMI dan Krisis Ekologi di Era Hilirisasi

Keempat, memastikan keberlanjutan riset dan inovasi AI yang berorientasi ekologis. Negara perlu memberikan dukungan dana kepada startup, akademisi, dan lembaga riset yang mengembangkan AI untuk solusi lingkungan – baik dalam bentuk hibah riset, keringanan pajak, dan sebagainya. Pendanaan ini bukan sekadar investasi teknologi, melainkan investasi dalam masa depan ekosistem Indonesia.

Setelah mengatasi tantangan di atas, maka Indonesia dapat memanfaatkan AI untuk menawarkan solusi inovatif untuk menyelamatkan masa depan bumi dan manusia.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...