Warisan yang Terkubur dalam Gemuruh Pembangunan

FAGOGORU

Riski Ikra

Masa depan Halmahera Tengah, dan Halmahera Timur bukan semata ditentukan oleh jumlah proyek investasi, tapi oleh keberanian kita menjaga jati diri dan Fagogoru adalah inti dari jati diri itu.

Para pemangku kekuasaan terutama bupati dan wakil rakyat di DPRD harusnya menyadari bahwa arah perubahan sejati tidak lahir dari jumlah proyek yang diresmikan, melainkan dari keberanian menjadikan budaya sebagai fondasi setiap kebijakan.

Mereka kerap berbicara soal kemajuan, tapi melupakan bahwa kemajuan tanpa akar budaya hanya akan melahirkan generasi yang rapuh berdiri di atas pembangunan fisik, tapi kehilangan makna hidup.

Kita saksikan bagaimana proyek-proyek infrastruktur terus digalakkan: jalan diaspal, jembatan dibangun, kantor-kantor megah berdiri. Namun sayangnya, semua itu dibangun tanpa menyentuh nilai-nilai leluhur.

Kearifan lokal yang seharusnya menjadi panduan, justru diabaikan seolah tak relevan. Akibatnya, pembangunan menjadi semacam bayangan semu nampak megah dari luar, tapi kosong dan tak membumi.

Bupati dan DPRD tidak bisa terus berpura-pura peduli budaya hanya saat kampanye. Mereka harus berhenti memperlakukan nilai-nilai lokal sebagai dekorasi politik.

Sudah waktunya kebijakan dibuat dengan menjadikan falsafah hidup masyarakat seperti Fagogoru sebagai pijakan utama, bukan sekadar pelengkap laporan kegiatan. Tanpa itu, mereka hanya menciptakan generasi yang tumbuh di atas tanah sendiri, namun asing terhadap jati dirinya. (*)

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Komentar

Loading...