Sekelumit Pesan dari Tiga Negara Uni Eropa

Sejarah, Sampah, dan Peradaban:

Oleh: Dr. Abd. Rahman, S.S., M.Si.
(Dosen Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya-UNKHAIR-Ternate)

Pendahuluan

Perjalanan ke luar negeri sering kali memberikan lebih dari sekadar pemandangan indah dan cerita wisata. Ia menyuguhkan pertemuan-pertemuan tak terduga dengan sejarah, budaya, dan kebiasaan yang membentuk wajah sebuah peradaban.

Salah satunya adalah tentang sampah benda remeh yang justru membuka mata tentang pola pikir, tanggung jawab sosial, dan kesadaran historis masyarakat.

Melalui observasi sederhana di jalanan, tempat umum, hingga sistem pengelolaan kota, penulis mencoba menarik benang merah antara sejarah, sampah, dan bagaimana keduanya mencerminkan kualitas peradaban.

Perjalanan ke Eropa bukan hanya sebuah kesempatan untuk melihat lanskap bersejarah atau menyusuri kota-kota yang tertata rapi.

Bagi saya, ia adalah jendela yang membuka pandangan terhadap bagaimana sebuah peradaban merawat dirinya bukan hanya lewat arsitektur megah atau museum yang terawat, melainkan juga melalui hal-hal yang tampak sepele namun sangat fundamental: kebersihan, keteraturan, dan cara masyarakat memperlakukan sampah.

Di banyak kota besar maupun kecil di Eropa misalnya: di Belanda (Amsterdam, Den Haag, dan Leiden); Spanyol (Madrid dan Seville); dan Portugasl (Lisabon) dan sekitarnya, saya menyaksikan bagaimana ruang publik dirawat layaknya ruang privat bersih, indah, tertib, dan bebas dari bau busuk maupun tumpukan sampah yang berserakan.

Sampah organik maupun non-organik tidak hanya dipilah dan dikelola dengan sistematis, tetapi juga menjadi bagian dari kesadaran kolektif warga terhadap pentingnya lingkungan yang sehat dan lestari.

Ini bukan semata hasil dari teknologi atau kebijakan pemerintah, tetapi lahir dari budaya disiplin, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap ruang hidup bersama.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Komentar

Loading...