(Strategi Kepemimpinan Sherly dan Dinamika Birokrasi Maluku Utara)
Menafsir “Jarak”

Jarak sebagai Strategi, Bukan Penghindaran
Dalam sejumlah pidato, Sherly secara tegas menolak praktik jual-beli jabatan dan penyalahgunaan proyek. Ia bahkan melarang siapa pun membawa nama dirinya untuk kepentingan apa pun.
Dalam konteks ini, jarak bukanlah penghindaran, tetapi pengamanan. Ia menciptakan zona netral, bebas dari tekanan, intervensi, dan godaan pendekatan informal.
Bagi pejabat yang terbiasa dengan “jalan pintas” dan kedekatan personal, ini terasa sebagai hambatan. Tapi bagi agenda reformasi, ini adalah fondasi penting memutus pola komunikasi berbasis kedekatan, dan menggantinya dengan sistem yang berbasis aturan dan normatif.
Risiko dan Tantangan
Tentu, pendekatan ini tidak bebas risiko. Dalam situasi di mana loyalitas internal belum solid dan sistem informasi belum digital sepenuhnya, jarak yang terlalu lama dapat menciptakan kekosongan kendali.
Di sinilah pentingnya desain komunikasi baru: forum terbuka, retret pimpinan, hingga tim teknis penghubung menjadi keniscayaan.
Sherly kabarnya tengah merancang mini-retret untuk seluruh kepala OPD. Ini bukan sekadar pertemuan, tapi bentuk komunikasi strategis yang menghindari jebakan relasi personal dan memperkuat akuntabilitas profesional.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar