Cermin Kepedulian Sosial
Uang Saku dan Ketulusan Pemimpin Non-Muslim

Namun, dibalik dimensi spiritual tersebut, ibadah haji juga mengandung aspek sosial dan kemanusiaan yang tidak bisa diabaikan.
Sebagian besar jamaah di Maluku Utara adalah mereka yang menabung bertahun-tahun, menjual hasil kebun, atau bahkan mendapat bantuan dari keluarga dan kerabat demi bisa berangkat ke Tanah Suci.
Gubernur Sherly memahami kerentanan ini. Dengan memberi uang saku, ia tidak hanya meringankan beban ekonomi jamaah, tetapi juga menunjukkan kepedulian yang tulus terhadap keberlangsungan ibadah umat.
Di sinilah keindahan dari keberagaman yang saling menghormati: bahwa seorang non muslim bisa menjadi bagian dari proses penyempurnaan ibadah muslim, bukan dalam tataran teologis, tetapi dalam ranah sosial yang sangat bermakna.
Tindakan ini juga menunjukkan bahwa melayani masyarakat tidak harus disekat oleh identitas agama. Pelayanan publik adalah amanah konstitusi dan kemanusiaan.
Kepemimpinan sejati tidak diukur dari seberapa tinggi seseorang mengangkat simbol agamanya, melainkan dari sejauh mana ia mampu mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan, tanpa melihat latar belakang keyakinan.
Menyemai Toleransi dari Atas
Kebijakan ini juga memberi pesan yang kuat tentang toleransi. Dalam kondisi sosial yang rawan polarisasi agama, tindakan seorang gubernur non muslim yang peduli pada urusan ibadah umat Islam dapat meredakan ketegangan dan menyemai semangat kebersamaan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar