Berbekal Takwa untuk Meraih Haji Mabrur

Kalimat suci ini dikumandangkan berulang-ulang sejak berihram hingga menuju Baitullah, sebagai bentuk penyerahan total kepada Allah Swt yang telah memberi kesempatan untuk menjadi tamu-Nya sebuah cita-cita yang mungkin telah lama dipendam selama bertahun-tahun.
Untuk mewujudkan cita-cita suci tersebut, seorang Muslim perlu mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup. Namun, perlu disadari bahwa bekal yang paling utama adalah takwa kepada Allah Swt.
Agar ibadah haji benar-benar bernilai di sisi Allah, bekal takwa menjadi syarat utama. Dengan takwa, seseorang akan mampu menjalankan rukun, wajib, dan sunnah haji dengan baik, serta memahami makna simbol-simbol ibadah haji.
Bekal takwa juga membuat seseorang ikhlas menerima segala risiko perjalanan pergi dan pulang. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt memberi pesan moral kepada setiap calon jamaah haji:
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang telah diketahui. Barangsiapa yang menetapkan niat dalam bulan itu untuk haji, maka tidak boleh rafats (berkata kotor), tidak boleh berbuat fasik, dan tidak boleh berbantah-bantahan dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan bahwa bulan-bulan haji Syawal, Dzulqaidah, dan sebagian Dzulhijjah memiliki kesucian tersendiri.
Baca Halaman Selanjutnya..





Komentar