Refleksi Kritis Dunia Pendidikan

Kita tidak bisa terus berharap banyak dari kurikulum yang berganti-ganti jika kualitas pengajar dan sistem pendukung di sekolah tidak pernah diperkuat secara serius.
Di tengah segala persoalan yang ada, Hardiknas tahun ini semestinya menjadi titik refleksi. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk bertanya: apa yang sebenarnya ingin kita capai melalui pendidikan?
Apakah kita ingin sekadar mencetak lulusan yang patuh pada sistem administratif, atau ingin membentuk generasi yang berpikir kritis, berakhlak mulia, dan mampu bersaing secara global?
Pendidikan bukan sekadar urusan teknis. Ia adalah proyek peradaban. Maka, ia memerlukan visi besar, kepemimpinan yang berani, serta komitmen kolektif dari semua pihak, mulai dari pusat hingga sekolah-sekolah di pelosok negeri.
Jika kita gagal memanfaatkan momen refleksi ini, maka bukan tidak mungkin krisis pendidikan kita akan terus berulang dalam siklus yang melelahkan.
Semoga Hardiknas 2025 ini menjadi pintu bagi lahirnya gagasan baru dan semangat untuk melakukan transformasi nyata. Bukan hanya di atas kertas, bukan hanya di ruang rapat, tapi juga di ruang kelas—tempat sejati pendidikan itu berlangsung. (*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Jumat, 2 Mei 2025
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2025/05/jumat-2-mei-2025.html
Komentar