Tinjauan Sosiologis, antara Harapan dan Kenyataan
Maluku Utara dan Pelangi Kepemimpinan

Dengan tidak mengurangi rasa hormat Sofifi sebagai ibukota Provinsi Maluku Utara adalah sebuah anomali politik, memasuki tahun ke dua puluh lima Sofifi sebagai gerbang dan wajah Maluku Utara tidak mencerminkan sebuah medium kota.
Di mana Ibu kota Provinsi harusnya menjadi pusat pengendalian berbagai jenis pelayanan masyarakat dan pengendalian sistem pemerintahan, yang ditandai dengan infrastruktur dasar yang memadai.
Seperti prasaran pendidikan, rumah sakit, perumahan, pusat perbelanjaan modern dan fasilitas umum kota lainnya. Sofifi sebagai pusat pemerintahan provinsi hendaknya menjadi variabel utama terhadap keberhasilan pembangunan.
Fakta hari ini 25 tahun pemerintahan tidak menjadi prioritas kebijakan pembangunan, kondisinya awut-awutan, itulah kenyataan di depan mata kita.
Periode Gubernur Sherly Tjoanda
Kini gubernur ketiga Provinsi Maluku Utara Ny Sherly Tjoanda. Sosok perempuan tampil penuh percaya diri, sebagai kontestan calon gubernur menggantikan mendiang suaminya Almarhum Benny Laos yang meninggal dunia karena musibah meledaknya speedboad milik almarhum.
Sherly Tjoanda menjadi super fighter tampil di setiap panggung kampanye pemilukada dengan penuh optimis dan berhasil sebagai pemenang peraih suara terbanyak 50,69 % .
Ibarat pepatah “ lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalang “, Gubernur Sherly Tjoanda juga menuai gelombang protes dari awal proses pilkada. Bahkan pada masa kepemimpinan dua bulan ini banyak juga kritik tajam dari sejumlah kebijakan.
Tampil penuh keyakinan (confidece) dengan sejumlah gagasan pembangunan Maluku Utara belumlah cukup menumbuhkan kepercayan publik, selalu saja ada rasa pesimistis dari kalangan lain.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar