Ketika Selfie Jadi Kinerja

Sama-sama publik figur. Bedanya, sebagai kepala daerah terlihat low profil, ketimbang seorang model pariwisata (semisal; putri duyung).
Nah sekarang, citra kini sebagai komoditas. Ia laris terjual dipasaran masyarakat yang konsumtif. Sebagaimana ia seringkali mengartikan ujung dari pendidikan berhenti pada marketplace.
Bahwa SDM yang unggul harus dapat diterima di dunia pekerjaan. Meskipun hal tersebut yang selalu diharapkan semua orang. Tapi bagi generasi yg terdidik, tujuan pendidikan bukan soal tenaga yg siap diperas.
Tapi bagaimana akal budi dapat berfungsi di tengah macetnya kesadaran kritis masyarakat. Jadikanlah pendidikan sebagai dunia untuk kemerdekaan manusia.
Bukan dikapitalisasi, karena pendidikan yg visioner tidak mengeksploitasi terhadap manusia. Sebab prinsip dasar pendidikan adalah memanusiakan manusia.
Didiklah generasi emas tidak dengan cara simulacra. Karena hal itu hanyalah semu. Semakin percaya anda pada tampilan palsu, cepat atau lambat orang akan dibuat jenuh.
Karena manusia selalu tumbuh dengan rasa penasaran. Lihatlah iklan produk shampo. Seberapa besar ia meyakinkan kita untuk membeli.
Pada akhirnya kita tetap menolak shampo tidak akan membuat rambut kita sebagaimana yg kita tonton. Karena kita percaya itu hanyalah sebuah trik marketing. (*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Kamis, 24 April 2025
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2025/04/kamis-24-april-2025.html
Komentar