Gubernur Sherly dan Kisah Abunawas

Dan over kepanikan juga bisa berdampak pada tuduhan tanpa dasar. Karena ia sadar hal ini bisa menjadi rapot merah pada reputasinya. ia lalu menyusun argumen berbasis ad-hominem, dengan cara menyerang profesi jurnalis.

Ia munuding para wartawan menulis berita berdasarkan hoaks. Padahal informasi yang diperoleh oleh wartawan justru bersumber langsung dari subjek Abunawas (wagub, sekprov dan karo hukum).

Bila kita periksa lebih jauh, Gubernur seolah menilai kerja jurnalis sebagai penebar hoaks. Padahal, ia sendiri ikut melindungi sarang hoaks.

Kalaupun informasi yang didapati oleh wartawan adalah tidak benar, kenapa ia tidak secara terus terang menuduh bahwa pelaku hoaks sebanarnya ialah “subjek Abunawas” yang merupakan orang dekatnya sendiri.

Mungkin tulisan ini tidak akan di baca oleh gubernur, karena saya percaya, ia lebih sibuk membangun image melalui konten media sosialnya. Sekalipun ia membaca tulisan ini, maka saya pastikan tidak akan sampai selesai.

Karena ia telah terbiasa dikonstruksi melalui konten dan percaya media sosial sebagai informasi yang dapat dipercaya ketimbang yang dihasilkan oleh rekan-rekan jurnalis. (*)

Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Kamis, 24 April 2025
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2025/04/kamis-24-april-2025.html

Selanjutnya 1 2 3

Komentar

Loading...