Antara Sengkarut Elite dan Sekarat Kaum Alit

Nasib Bangsa
Alitsaat ini berada dalam posisi linglung merenungi nasib bangsanya sendiri. Rakyat, yang sebagian berada di pinggir laut, belajar hermeunetika alam.
Mereka belajar menghafal nama-nama ikan. Tetapi, nama-nama ikan yang mereka hafal itu kemudian jarang ditemui karena ditangkap pihak asing yang masuk ke perairan Indonesia secara ilegal.
Alit juga memahami bahwa aroma busuk ikan biasanya dimulai dari kepala. Mereka juga belajar nama-nama pohon. Namun, pohonnya sebagian tumbang (ditumbangkan) dan diangkut ke luar negeri dalam niaga gelap.
Tidak hanya itu, alit juga belajar geografi di mana negeri ini memiliki banyak pulau. Namun, sekali lagi, sebagian pulau tersebut digerus, diangkut, dan dijadikan bahan untuk reklamasi negeri tetangga.
Padahal, dalam hukum arbitrase, cara mengukur teritori lautan sebuah negara dimulai dari daratannya. Makin luas daratan sebuah negara, makin jauh jangkauan lautan yang dimiliki negara itu.
Indonesia hadir dalam praktik-praktik itu, terutama dugaan hilangnya pulau di Kepri untuk dipersembahkan ke Negeri Singa.
Pemerintah tidak mungkin melakukan itu karena yang bisa melaksanakannya hanya oknum elite. Sebab, tidak mungkin pulau berenang sendiri dan bersandar di negeri tetangga.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar