Antara Sengkarut Elite dan Sekarat Kaum Alit

Oleh: Abrari Alzael
(Budayawan; kandidat doktor psikologi Universitas Negeri Malang)

Apa yang terjadi di kalangan elite seolah menegaskan bahwa kondisi bangsa ini benar-benar sedang tidak baik-baik saja. Sejumlah peristiwa menggambarkan hal itu.

Sekadar menyebut contoh, dugaan korupsi Pertamina (Rp 193,7 triliun), tata niaga timah (Rp 300 triliun), PT Asabri (Rp 22,7 triliun), PT Jiwasraya (Rp 16,8 triliun), hingga ekspor minyak sawit mentah (Rp 12 triliun). Mungkin saja masih tersembunyi peristiwa lain yang belum terungkap.

Dari perspektif numerical yang diduga dan merugikan negara, angkanya besar-besar. Sulit diterima akal sehat apabila peristiwa tersebut tidak melibatkan orang besar (elite).

Sebab, orang-orang kecil (alit) berpikirnya sederhana, cukup sanggup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Gas tersedia, kuat bayar listrik, harga sembako terjangkau, dan remeh-temeh lainnya. Sesederhana itu.

Mengamati peristiwa akhir-akhir ini, negara yang rugi karena ulah anak negeri, ingatan terbang pada apa yang pernah disampaikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).Negara diiktibarkan sebagai lumbung besar.

Namun, lumbung besar itu dikerubungi tikus-tikus besar dan kecil yang jumlahnya melampaui kebesaran lumbung itu sendiri. Isi lumbung itu pun menjadi tidak seimbang sebagai lumbung pangan dibandingkan lumbung yang dipangantikus-tikus besar dan kecil dalam jumlah yang sangat banyak.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...

You cannot copy content of this page