“Memimpin adalah Menderita”
Pesan untuk Pemimpin Baru

Bisa juga maknanya adalah tipikal kekuasaan politik yang menghidupi mimpi-mimpi Mohammad Hatta tentang “negara pengurus”, yang berisikan pemimpin dan aparatur yang bermental sebagai pelayan rakyat. Bukan kekuasaan politik ala zaman feodal: rakyat melayani pemimpin.
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Muslim). Hadits ini menegaskan bahwa kepemimpinan adalah tanggung jawab besar, amanah yang berat sekaligus mulia.
Seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas, serta kemampuan untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan adil. Kepemimpinan bukan hanya soal posisi atau jabatan yang memberikan kekuasaan. Ia harus memastikan setiap keputusannya membawa manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat yang dipimpinnya.
Pemimpin adalah pelayan masyarakat, bukan penguasa yang hanya mencari keuntungan pribadi. Amanah ditujukan kepada para pemimpin dan merupakan perintah bagi mereka untuk melaksanakan tugas yang telah menjadi tanggungjawabnya.
Betapa tidak, pemimpin sejati adalah dia yang rela mengabdikan dirinya, tenaganya, dan waktunya demi kepentingan masyarakatnya.
Pemimpin tak seharusnya hanya berorientasi untuk merebut kontrol atau akses pada kekuasaan dan sumber daya negara. Integritas Pemimpin menjadi taruhan. Korupsi Kolusi Nepotisme wajib diberantas dan ditindak keras.
Bahkan rangkap jabatan seharusnya dilarang keras seperti pejabat negara menduduki/punya kedudukan di perusahaan berorientasi bisnis. Dimana jika disalahgunakan oleh pemimpin, akses dan kontrol terhadap jabatan publik dan otoritas negara akan menjadi penentu utama bagaimana kekayaan pribadi diakumulasi dan didistribusikan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar