Ternate, malutpost.com -- Anak mantan Bupati Halmahera Selatan, Almarhum Usman Sidik, inisial ARPS alias Ananta menolak menikahi pacarnya SB (24 tahun) yang hamil.

Ananta menolak menikahi SB karena alasan masih kuliah di Jakarta. Selain itu, Ananta juga beralasan masih berusia 19 tahun dan masih bersedih dengan kepergian mendiang ayahnya.

"Dengan tiga alasan itu, Ananta tidak menikahi saya (SB). Alasan itu disampaikan Ananta melalui surat somasi atau teguran hukum yang dikirim oleh penasihat hukumnya via WhatsApp dalam bentuk PDF," kata SB, kepada sejumlah wartawan, Kamis (20/2/2025).

Untuk itu, SB berharap Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Maluku Utara (Malut) untuk memproses laporanya terhadap Ananta yang dilaporkan sejak 31 Desember 2024 lalu.

"Karena Ananta tidak mau bertanggungjawab, maka saya selaku korban berharap kepada Ditreskrimum untuk memproses laporan saya. Supaya saya mendapat keadilan hukum," pintanya.

Ditanya soal perkembangan laporan, SB mengaku prosesnya tidak transparan dan membingungkan. Karena penyidik tidak memberitahu perkembangannya jika tidak ditanya.

"Beberapa kali saya mendapatkan beberapa pelayanan yang membingunkan terhadap masalah ini. Awal buat laporan, satu kali diberikan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan atau penyidikan (SP2HP), setelah dari itu, tidak ada pemberitahuan sampai berita ramai di media baru diberikan lagi," tuturnya.

Kondisi ini membuat SB juga curiga bahwa Ananta sengaja dilindungi oleh kepolisian.

"Bisa jadi seperti itu. Yang kemarin saya dan keluarga agak sedikit mencurigakan soal itu, karena mungkin dari pihak keluarganya laki-laki terpandang sehingga bisa beckapan," timpalnya.

"Jadi dari pihak laki-laki tidak ada respon sama sekali, responnya tidak akan pernah menikah dan mereka meragukan dengan kandungan ini," tandasnya.

Sebagai informasi, Ananta diduga menghamili SB. Saat ini SB tengah hamil tujuh bulan menuju delapan bulan, namun Ananta diduga tidak mau bertanggung jawab. Ananta pernah berjanji menikahi SB, namun hingga kini tak ditepati. (one)