Site icon MalutPost.com

Membangun Safety Culture di Tempat Kerja

Oleh: Ikbal R Husain, SKM,. M.KKK
(ASN pada Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara)

Dalam era modern yang penuh dengan tantangan dan kompleksitas, keselamatan di tempat kerja menjadi salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan.

Keselamatan bukan hanya tentang mematuhi peraturan atau menggunakan alat pelindung diri, tetapi juga tentang membangun budaya keselamatan (safety culture) yang kuat dan berkelanjutan.

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) Budaya keselamatan K3 adalah seperangkat nilai, keyakinan, sikap, dan praktik yang diterapkan di sebuah perusahaan.

Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan semua pekerja. Konsep ini mencakup komitmen bersama untuk mencegah kecelakaan serta melindungi semua individu di lingkungan kerja dari bahaya yang mungkin timbul. Dengan demikian, budaya keselamatan menjadi bagian integral dari operasi organisasi.

Menurut International Labour Organization (ILO 2023), setiap tahun sekitar 2,78 juta pekerja meninggal dunia akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan, dari jumlah tersebut, sekitar 400.000 kematian disebabkan oleh kecelakaan kerja langsung.

Sementara sisanya (sekitar 2,38 juta) disebabkan oleh penyakit akibat kerja (seperti penyakit pernapasan, kanker, dan penyakit kardiovaskular).

Secara nasional tiga tahun terakhir, jumlah kecelakaan kerja, termasuk penyakit akibat kerja (PAK), terus menunjukkan tren peningkatan. Pada 2022 tercatat sebanyak 298.137 kasus kecelakaan kerja, meningkat menjadi 370.747 kasus pada tahun 2023, dan hingga Oktober 2024 angka tersebut telah mencapai 356.383 kasus. (Kemenaker RI).

Baca Halaman Selanjutnya..

Sementara data BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Utara kasus kecelakan kerja dengan segmen penerima upah 360 kasus, bukan penerimah upah 35 kasus, jasa konstruksi 7 kasus. (BPJS Ketenagakerjaan.

Tingginya kasus kecelakaan kerja, menunjukkan adanya masalah serius dalam implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Dan salah factor utama untuk mengatasi hal ini, diperlukan langkah-langkah strategis dan kolaboratif serta membangaun safety culture pada semua tingkatan mulai dari pemerintah, pengusaha, pekerja, dan lembaga terkait.

Budaya keselamatan dibangun melalui komunikasi yang terbuka kepatuhan terhadap prosedur keselamatan dan pelibatan semua pihak, dari manajemen hingga karyawan adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.

Hal ini tidak hanya mencegah risiko, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab moral dan profesional organisasi terhadap kesejahteraan karyawannya.

Keselamatan di tempat kerja memiliki peran yang sangat penting untuk memastikan kesejahteraan karyawan dan kelangsungan operasional perusahaan.

Ketika keselamatan menjadi prioritas, risiko kecelakaan kerja dapat diminimalkan, sehingga karyawan merasa lebih nyaman dan aman. Lingkungan kerja yang aman juga menciptakan suasana yang kondusif bagi produktivitas dan memungkinkan semua pihak fokus pada tanggung jawab masing-masing.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selain melindungi karyawan dari cedera, fokus pada keselamatan juga menurunkan potensi kerugian finansial akibat kecelakaan kerja. Perusahaan dapat menghindari biaya yang timbul dari perawatan medis, klaim asuransi, atau penundaan produksi.

Dengan demikian, investasi dalam keselamatan tidak hanya menjadi kewajiban moral, tetapi juga langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan bisnis di tengah persaingan.

Budaya keselamatan di tempat kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Salah satu faktor utama adalah kepemimpinan manajemen yang proaktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Jika manajemen menunjukkan komitmen terhadap keselamatan melalui kebijakan yang jelas dan tindakan yang konkrit, karyawan cenderung mengadopsi sikap serupa. Pemimpin yang peduli akan membangun kepercayaan dan semangat kerja positif.

Partisipasi karyawan menjadi elemen yang penting dalam membangun budaya keselamatan. Ketika setiap individu di perusahaan merasa dilibatkan dan memiliki peran dalam menjaga keselamatan, solidaritas tim akan meningkat.

Komunikasi yang terbuka dan penghargaan atas upaya menjaga keselamatan juga berperan dalam mendorong partisipasi aktif. Ini menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis dan kolektif.

Faktor lain yang berperan adalah pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keselamatan secara teratur. Ketika staf diberikan pemahaman dan keterampilan yang memadai, mereka lebih mampu mengenali bahaya dan dapat melakukan tindakan pencegahan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Ini juga berkontribusi pada peningkatan kesadaran mereka mengenai pentingnya mematuhi prosedur. Bantuan melalui teknologi keselamatan terkini juga memperkuat inisiatif ini, menghasilkan suasana kerja yang lebih aman dan terkelola.

Budaya keselamatan yang diterapkan dengan baik memiliki dampak positif yang signifikan terhadap produktivitas di tempat kerja. Karyawan yang merasa aman cenderung lebih fokus dan nyaman dalam menjalankan tugasnya, sehingga hasil kerja menjadi lebih optimal.

Ketika lingkungan kerja bebas dari risiko kecelakaan, waktu kerja pun tidak terbuang untuk menangani insiden, dan produktivitas perusahaan meningkat secara keseluruhan.

Selain itu, budaya keselamatan menciptakan suasana kerja yang mendukung kolaborasi dan komunikasi yang baik antar karyawan. Dengan rasa percaya satu sama lain, tim dapat bekerja lebih efisien dan efektif dalam mencapai target perusahaan.

Proses kerja yang lebih terorganisir karena adanya prosedur keselamatan juga membantu meningkatkan disiplin sekaligus mengurangi potensi gangguan yang dapat menghambat pencapaian produktivitas.

Dampak positif lain adalah peningkatan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Ketika perusahaan menunjukkan perhatian besar terhadap keselamatan dan kesejahteraan mereka, karyawan cenderung lebih termotivasi dan berkomitmen tinggi dalam bekerja.

Hal ini tidak hanya meningkatkan kinerja individu tetapi juga menciptakan keberlanjutan produktivitas perusahaan dalam jangka panjang, menjadikannya lebih kompetitif di tengah persaingan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Melihat tantangan yang terus berkembang, penting bagi perusahaan untuk terus beradaptasi dengan inovasi dan perubahan dalam dunia kerja.

Penerapan budaya keselamatan yang kuat tidak hanya mampu menekan risiko, tetapi juga menciptakan kesempatan baru untuk mengoptimalkan proses kerja melalui teknologi modern dan partisipasi aktif semua pihak.

Hal ini meningkatkan daya saing perusahaan secara signifikan. Untuk masa depan, budaya keselamatan menjadi kunci untuk menghadapi dinamika kerja yang semakin kompleks.

Ketika keselamatan menjadi prioritas utama, perusahaan dapat membangun hubungan lebih baik dengan karyawannya, masyarakat, dan mitra bisnis.

Ini tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang lebih humanis tetapi juga memastikan keberlanjutan organisasi di tengah tantangan global yang semakin kompetitif.

Kesimpulannya, budaya keselamatan bukan hanya tentang kepatuhan terhadap aturan, melainkan investasi jangka panjang untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan.

Dengan mengintegrasikan keselamatan dalam setiap aspek operasional, perusahaan dapat menciptakan fondasi yang kokoh untuk kesejahteraan karyawan dan keberhasilan bisnis di masa depan, di mana keselamatan menjadi budaya yang diterapkan secara konsisten. (*)

Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Rabu, 19 Februari 2025
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2025/02/rabu-19-februari-2025.html

Exit mobile version