“Daster Rombeng dan Pendongeng Sakti”, Film Dokumenter Terbaru Fanny Chotimah

Bukan Sekadar Dokumenter tapi Sebuah Surat Cinta untuk Ibu

Fanny Chotimah (dua dari kanan) sutradara Film Pendek Daster Rombeng dan Pendongeng Sakti di Solo. (A Christian/Radar Solo)

Malutpost.com -- Film dokumenter kerap menjadi sarana investigasi yang mengungkap fakta-fakta tersembunyi, mulai dari isu sosial hingga kriminalitas. Namun, di tangan sineas berbakat, dokumenter bisa menjadi medium ekspresi yang lebih luas, menggali kisah-kisah penuh makna.

Inilah yang dilakukan oleh Fanny Chotimah, sutradara muda yang menghadirkan cerita penuh cinta dan ketulusan dalam dokumenter terbarunya.

Ruang sinema Omah Sinten dipenuhi puluhan penonton yang datang dengan antusias. Sorot lampu meredup, layar menyala, dan film dokumenter berjudul Pendekar Daster Rombeng dan Pendongeng Sakti mulai diputar.

Selama 15 menit, para hadirin larut dalam kisah yang hangat, penuh emosi, dan membawa mereka kembali ke masa kecil-ke pelukan seorang ibu yang tak kenal lelah merawat dan mendongeng bagi anak-anaknya.

Film ini merupakan karya terbaru dari Fanny Chotimah, sutradara muda berbakat yang dikenal karena pendekatan personal dalam bercerita. Bagi Fanny, film ini bukan sekadar dokumenter, melainkan sebuah surat cinta untuk ibunya.

"Film ini lahir dari cerpen saya yang berjudul sama. Ini adalah bentuk penghormatan dan kebanggaan saya kepada ibu, yang telah membesarkan sembilan anak seorang diri," ujar Fanny.

Dalam film ini, Fanny menampilkan ibunya sebagai sosok "Pendekar Daster Rombeng" seorang perempuan tangguh yang selalu mengenakan kain di kepala setiap kali merasa pusing, mirip pendekar dalam cerita silat.

"Ibu saya itu benar-benar seorang pendekar. Ia mengurus kami tanpa bantuan asisten rumah tangga, tanpa mengeluh, dan selalu penuh kasih. Setiap kali merasa sakit kepala, ia akan membebat kepalanya dengan kain, seperti seorang pendekar yang siap bertarung," ungkapnya dengan penuh haru.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2

Komentar

Loading...

You cannot copy content of this page