Qabil dalam Jelmaan Manusia Modern Menurut Ali Syariati

Pertarungan yang terus berlangsung dalam segenap ruang dan waktu, total peristiwa itulah yang merupakan sejarah, menjadi sejarah umat manusia (Ali Syariati, 2001; 89). Dari apa yang dikemukan oleh Ali Syariati, rupanya ia menghendaki pemahaman sejarah beraliran dialektika-dialektika sejarah.

Pandangannya tentang dialektika sejarah, berangkat dari analisisnya atas peristiwa dua keturunan Nabi Adam as, yakni Habil dan Qabil.

Menurutnya pertarungan antara kedua sosok itu adalah pertarungan yang terus menjelma dan berlangsung dalam sepanjang sejarah umat manusia dalam bentuk dialektika sejarah.

Ali Syariati memperlihatkan bahwa konradiksi keduanya adalah kontradiksi antara kejujuran, damai dan rela berkorban yang direpresentasikan oleh Habil dengan pemuja nafsu, durhaka dan pembunuh saudaranya yang dikarakterkan oleh Qabil (Asran Salam, 2020; 91-92).

Lewat uraian di atas, Ali Syariati dapat ditempatkan sebagai seorang pemikir sosial konflik. Akan tetapi perlu ditegaskan di sini bahwa konflik yang dimaksudkan jelas berbeda sebagaimana dipahami oleh Karl Marx. Meski sama-sama berangkat dari kontradiksi-konflik sebagai basis kajian, keduanya berbeda dalam analisis.

Jika Marx mengurai dalam sejarah manusia terjadi pertentangan determinis antara kaum borjuis dan proletar dengan basis pertentangannya adalah ekonomi, Ali Syariati memandang konflik dari peristiwa Habil dan Qabil ialah pertentangan antara kebenaran melawan kebathilan.

Di sinilah objek kajian yang menjadi pembeda antara konflik yang dipahami Marx dengan kecenderungan materiil sebagai motif pertentangan dengan Ali Syariati yang lebih inmateriil.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

Komentar

Loading...