Memahami Kembali Keberadaan

Asyudin La Masiha

Untuk keluar dari penjara, manusia harus dapat menundukan alam beserta hukum-hukumnya. Kedua adalah sejarah, di mana manusia tidak mampu melepas pandangan bahwa dirinya adalah produk sejarah.

Pandangan determinisme sejarah demikianlah yang menjadikan manusia terpenjara, alhasil kehilangan kondisi alamiahnya sebagai pembuat sejarah padahal ia adalah merdeka dalam bertindak dan merdeka merancang masa depannya.

Penjara ketiga adalah masyarakat, yang mana manusia terbentuk dari lingkungan di mana dia berada. Pandangan demikianlah yang menjadikan masyarakat sebagai kekuatan deterministik sehingga inovasi serta kreativitas guna merubah kondisi sosialnya menjadi hilang.

Dan terakhir ialah penjara ego yang potensial menjadikan manusia berada dalam kondisi absurd (Asran Salam, 2020; 66-69).
Sedangkan musuh-musuh manusia, dalam pandangannya adalah hal-hal yang menjadikan terkikisnya wujud insani.

Musuh manusia bagi Ali Syariati adalah faktor yang keberadaanya menjadikan manusia lemah bahkan merosot hakikat kemanusiaanya (Ali Syariati, 1985;35).

Ali Syariati menelaah fenomena musuh manusia itu berangkat dari kondisi abad modern, dengan meminjam bahasa Martin Haidegger ia menilai bahwa modernisasi telah menghadirkan dampak negatif yang mengarah pada kehancuran hakikat manusia karena terjebak pada disiplin ketat terutama dalam dunia kerja bahkan mejadikan manusia hidup dalam kehidupan yang mekanistik bak mesin.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

Komentar

Loading...