Memahami Kembali Keberadaan

Dalam konteks menjadi, manusia digerakkan oleh kesadaran diri dan realitasnya sehingga menghendaki kebebasan memilih dan bertindak.
Predikat sebagai wakil Tuhan di muka bumi, adalah kehormatan yang tidak diberikan kepada mahluk lainnya karena ketidakmampuan dalam mengembannya dan manusia dirasa layak.
Sebagai Khalifah, manusia memiliki kehendak bebas, memiliki pandangan dan nalar, pemikir, menentukan pilihannya sendiri, serta penentu masa depannya.
Dengan segala atribut Tuhan yang dimilikinya, manusia bertanggungjawab atas diri, masyarakat, zaman, peradaban, sejarah dan bangsanya (Ali Syariati, 2014;148).
Manusia sebagai individu, ia juga adalah mahluk sosial, sebagaimana disampaikan oleh Mulyadhi Kartanegara bahwa diantara mahluk Tuhan yang ada di muka bumi ini, manusialah yang paling tidak bisa hidup sendiri (Mulyadhi Kartanegara, 2017; 227).
Keberadaan dirinya akan selalu membutuhkan orang lain dalam berkehidupan, akan selalu bekerja sama dengan orang lain. Lantas apakah keberadaan sosialnya menafikan individunya, tentunya tidak demikian.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar