(Sebuah Catatan Memperingati Hari Gizi Nasional 2025)

Kurang Makan Mati, Makan Lebih Pun Mati

Dampak dari kedua jenis malnutrisi ini kurang dan kelebihan makan (gizi), jelas akan membatasi segala aktivitas keseharian kita, bahkan bisa berujung pada kematian.

Pelletier dkk (1995) dalam Bulletin of the World Health Organization menemukan 56% kematian anak disebabkan oleh efek potensial kekurangan gizi, di mana 83% di antaranya disebabkan oleh malnutrisi ringan hingga sedang, bukan malnutrisi berat.

Hasil serupa juga dilaporkan oleh Ritchie (2024) dalam OurWorldinData.org, bahwa sekitar setengah dari kematian anak terkait dengan kekurangan gizi, di mana pada tahun 2021, 4,7 juta anak di bawah usia lima tahun meninggal, dan 2,4 juta di antaranya disebabkan oleh kekurangan gizi anak dan ibu.

Dalam kebanyakan kasus, anak-anak tidak meninggal karena kekurangan gizi. Mereka meninggal justru karena kondisi yang diperburuk atau dipicu oleh kekurangan gizi.

Di sisi lain, kelebihan makan (gizi) juga turut berkontribusi pada angka kematian. Hubungan antara hasil kesehatan yang buruk/kematian karena sebab apa pun dan obesitas sudah diketahui dengan baik.

Pada kolom The Global Health Observatory WHO (https://www.who.int/news/item/01-03-2024-one-in-eight-people-are-now-living-with-obesity) disebutkan bahwa secara global, setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun akibat kelebihan berat badan atau obesitas.

Pada tahun 2008, 9,8% pria dan 13,8% wanita di dunia mengalami obesitas (dengan BMI 30 kg/m2), dibandingkan dengan 4,8% untuk pria dan 7,9% untuk wanita pada tahun 1980.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

Komentar

Loading...