Dilema Moral dalam Squid Game

Ali Abdul, misalnya, menunjukkan rasa empati dan kepercayaan kepada pemain lain, meskipun itu akhirnya membuatnya menjadi korban pengkhianatan. Ji-yeong, dalam permainan kelereng, bahkan mengorbankan dirinya untuk memberi Sae-byeok kesempatan bertahan.

Karakter-karakter ini membuktikan bahwa meskipun tekanan luar biasa dapat mendorong manusia ke arah keserakahan, moralitas tetap bisa bertahan dalam hati nurani yang kuat.

Pada Squid Game 2, keserakahan kembali terlihat dengan jelas dari adegan perekrut menawarkan pilihan antara roti dan kupon lotre kepada gelandangan yang kelaparan. Dari 100 orang yang ditawarkan pilihan tersebut, hanya satu orang saja yang memilih roti.

Walaupun mereka tahu bahwa roti memiliki peluang yang lebih pasti untuk memenuhi rasa lapar mereka, sisanya tetap memilih kupon lotre demi peluang mendapatkan “lebih”.

Ini menggambarkan bagaimana dorongan Id dapat mengaburkan rasionalitas yang lebih logis dari Ego. Pada sesi voting, keserakahan dan harapan untuk mendapatkan lebih banyak uang terbukti mengalahkan naluri keamanan yang biasanya menjadi prioritas dalam kondisi ekstrem.

Sebelum melanjutkan ke permainan berikutnya, pemain diberikan pilihan untuk berhenti atau melanjutkan permainan, dan sebagian besar pemain memilih untuk melanjutkan permainan.

Dorongan Id terlihat jelas dalam keputusan para pemain yang didorong oleh keinginan untuk meraih kekayaan, meskipun mereka telah menyaksikan nyawa orang lain melayang dalam permainan sebelumnya, mengabaikan nilai moral atau keamanan diri.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...