Tauhid dan Ideologi, Hijrah Diri Menuju Revolusi Sosial

Dalam bahasa Hasan Hanafi, Revolusi sosial dapat diwujudkan dengan melakukan revolusi diri, yakni revolusi tauhid. Menurut Azhari Akmal Tarigan, Tauhid diposisikan sebagai inti agama yang semestinya memberikan elan vital dan inner force kepada pemeluknya, baik moral maupun spritual dalam rangka melakukan transformasi sosial.
Kiranya uraian yang telah dikemukkan merupakan potret historis dari kondisi dan pikiran zaman para tokoh, lantas bagaimana dengan realitas sekarang? Akankah keimanan kita akan ke-Esa-an Tuhan sedapat mungkin menjadi ideologi? Tak bermaksud menggurui, realitas kekinian kiranya makin kompleks permasalahannya.
Sepatutnya tiap-tiap dari kita haruslah mampu menjadikan tauhid sebagai cerminan dalam sikap dan tindakan sosial, tiap-tiap diri harusnya menjadi figur idelogis berbasis tauhid yang tak semata menemukan kenyataan melainkan juga menemukan kebenaran, yang tak sebatas menampilkan fakta namun juga memberikan penilaian sebagaimana adanya.
Tiap-tiap dari kita haruslah merasa terpanggil untuk melakukan perbaikan sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban diri dan kesadaran. Kepada siapa alamat ditujukan, yang patut bertanggung jawab atas kondisi yang mencabik-cabik tatanan sosial.
Sistem ekonomi monopolistik yang mencerminkan wajah kapitalisme, maraknya perilaku korupsi, lemahnya supremasi hukum, disparitas sosial dan pembangunan, ekploitasi manusia atas manusia lewat sistem kerja kapitalis, dan kerusakan alam dengan dalil ekonomi.
Alhasil, ketimpangan sosial menganga lebar, membuka mulat dan siap menerkam menjadikan matinya realitas dan kepekaan sosial. Untuk menjawabnya, kita perlu melakukan kontemplasi direlung kesadaran hingga menemukan purifkasi pandangan atas eksistensi dan esensi diri sebagai mahluk yang merdeka, melepas belenggu dalam bentuk apapun walau sekedar ketakutan.
Hijrah diri harus dilakukan, menemukan diri yang merdeka dan membebaskan, terwujud dalam tindakan, menjadi pelopor membangun tatanan sosial yang bermoral dan berkeadaban, tegak melawan segala bentuk penindasan mewujudkan revolusi sosial.
Spirit tauhid dimaksudkan untuk melakukan pembebasan dari belenggu-belenggu yang menindas kemanusiaan yang sejatinya adalah thagut sehingga terwujudnya kehidupan yang berkeadilan. (*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Senin, 06 Januari 2025
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2025/01/senin-6-januari-2025.html
Komentar