(Refleksi Hari Jadi Kota Ternate Ke -774)

Antara Narasi dan Aksi

Sebagai kota unggul (city brand) dengan karya dan pencapaian masa lalu yang gemilang sejatinya menjadi Support System bagi generasi saat ini untuk mendorong daya saing rempah menjadi nilai utama kompetensi (core value competence), dan harus didefenisikan secara terukur baik regulasi, struktur kelembagaan.

Sebagai penguatan sistem pada aksi kristalisasi gerakan membumikan rempah, maupun gerakan penguatan ekonomi berbasis rempah agar mampu memberi nilai tambah dan perbaikan penghasilan masyarakat tidak sekedar pada tataran narasi.

Namun harus didorong pada penguatan aksi, edukasi, sosialisasi Ternate sebagai Kota Rempah menjadi City Brand yang berbasis pemberdayaan, penguatan sosial dan ekonomi yang menjanjikan masa depan generasi saat ini dan mendatang.

Secara struktural, gagasan kota rempah ini harus di perkuat dengan regulasi, struktur kelembagaannya, melalui perangkat Pemerintah Daerah sampai di basis Kelurahan guna memperkuat jaringan program dan kegiatan yang mendorong akselerasi pertumbuhan dan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.

Serta penguatan tata kelola produksi tanaman cengkih dan pala untuk mendukung mata rantai pasokan dan pencadangannya bagi kelangsungan produksi melalui program petani smart, guna menjaga ketersediaan pasokan sekaligus meningkatkan produksi yang menjadikan cengkih dan pala sebagai bahan baku utama industri farmasi, obat obatan herbal dan kosmetik berbasis rempah.

Sedangkan rempah yang telah diolah melalui kebijakan diversifikasi memiliki nilai ekonomis sangat menjanjikan dimana melalui produk derivatif bernilai komersil mampu memenuhi segmen pasar industri baik farmasi, kecantikan dan kuliner dengan aktifitas perdagangan rempah berbasis digital saat ini.

Mampu mendorong daya ekspansinya secara luas menghubungkan masyarakat lokal dapat berinteraksi dipasar global untuk kepentingan perdagangan dan investasi masa depan sebagai episode keberlanjutan kebangkitan jalur rempah babak baru.

Mencermati gagasan Ternate sebagai Kota Rempah dalam lintasan perjalanan waktu sampai saat ini masih belum tersaji progresnya secara memadai, baik regulasi kelembagaan sebagai dasar konstruksi kota rempah dengan menggalang institusi perguruan tinggi, swasta, masyarakat sipil.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...