Hati yang Tersakiti

Meski begitu, aku harus akui ketika Mawar didekat, entah itu dulu atau sekarang, selalu saja ada dorongan kuat dari dalam diri untuk mengunggakapkan isi hati. namun mulutku selalu terkunci, meskipun ada canda dan tawa di antara kami berdua.
30 menit pertemuan tak terencana itu berlangsung. “Kok cepet banget”kataku dalam hati. Mawar lantas berdiri untuk pamit melanjutkan kerjaannya. Aku pun pulang.
***
Pertemuan dengan Mawar hari itu, membawaku pada kenangan 4 januari 2024 lalu. Aku ingat betul, kenangan di hati itu merupakan suatu pengalaman bersejarah yang sulit untuk dilupakan. Waktu itu, aku diminta kakak ku untuk berbelanja di sebuah warung.
Aku pun tak berani untuk membengkang dan tetap menjalani perintahnya. Setibanya di warung itu, ada suara yang cukup familiar sedang tertawa terbahak-bahak. Dan aku menyadarinya, pemilik suara itu adalah Mawar.
"Tarnyata benar dugaanku, kalau itu suara mawar," ucapku dalam hati saat menoleh ke arah sebelah warung.
"Kenapa kamu berada di sini?" tanya mawar.
"Aku hanya datang dan berbelanja" jawab ku.
"Mawar, aku pulang ya" ucapku sembari memalingkan wajah.
"Hati-hati ya Hen,”jawabnya singkat.
Sungguh tatapan dan senyuman Mawar bak membangunkan singa yang sedang tidur. Aku dibuat jatuh cinta olehnya. Wajah Mawar selalu terngiang-ngiang dalam lamunan ku.
"Mawar yang cantik, seandainya aku bisa hidup bersama denganmu, sungguh aku akan sangat bahagia,”ucapku dalam lamunan.
Baca halaman selanjutnya..
Komentar