Merdeka atau Mati

Harapannya, warga bisa mendapatkan solusi menyangkut dengan permasalahan tersebut. Dalam diskusi, seperti yang di sampaikan oleh perwakilan pemerintah provinsi Maluku Utara menyoroti beberapa kendala teknis yang dihadapi selama proses pembangunan.
Salah satunya, tantangan terbesar adalah kerusakan jalan yang sering terjadi akibat aliran sungai dan aliran air dari arah lain yang membawa material dan merusak badan jalan yang telah dibangun.
Kondisi geografis di sepanjang ruas jalan ini memang cukup menantang, dikutip dari Suaratrotoar.com (24/09/2024). Semoga dengan adanya fakta-fakta di atas dapat menjadi suatu bahan evaluasi bagi pemerintah agar secepatnya ditindaklanjuti.
Sebagai pemerintah, harunya terlebih dulu mengutamakan apa yang di inginkan oleh masyarakat, agar konsep dari “kesejahteraan” mempunyai makna dan bernilai bagi banyak orang.
Tidak semerta-merta dijadikan sebagai kalimat yang mampu menghipnotis ketika sedang berada di atas panggung sambil berpidato, dan pada akhirnya membuat masyarakat hidup dengan pengharapan, serta ketergantungan akibat daripada harapan yang diberikan.
Oba Selatan menjadi contoh, disana terdapat banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai petani kelapa (kopra), namun dengan kondisi jalan yang tak pantas di lewati, apakah mereka bisa dikatakan sejahterah ?.
Sama halnya dengan konsep merdeka yang dimaknai hanya sebatas bahwa telah bebas dari segala hal. Baik dalam segi ekonomi, politik, pendidikan, dan kesehatan. Namun ternyata semuanya hanyalah mainan para elit yang berkuasa.(*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Kamis, 19 September 2024.
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2024/09/kamis-19-september-2024.html
Komentar