Politik Dinasti di Indonesia, Api yang Membakar Demokrasi

Status quo Ditingkat Lokal
Di tingkat lokal, politik dinasti sering kali melanggengkan status quo. Perubahan yang diharapkan oleh warga negara sering kali tertunda karena pemimpin terpilih lebih mengutamakan mempertahankan kekuasaan keluarga daripada memperjuangkan kepentingan rakyat.
Akibatnya, pemulihan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan penyediaan layanan publik yang sangat dibutuhkan menjadi terhambat.
Dinasti politik sedikit mempengaruhi meskipun partai politik adalah salah satu pilar dalam demokrasi.
Keluarga-keluarga besar sering kali memanfaatkan parpol-parpol ini untuk melanggengkan kekuasaan mereka. Dengan demikian, partai politik seharusnya menjadi sarana menyampaikan pertukaran ide dan gagasan tetapi justru berfungsi sebagai alat penguat kekuasaan keluarga.
Namun, bagaimana jalan keluar dari politik dinasti ini? Memperkuat lembaga-lembaga demokrasi yang ada, termasuk partai politik dan penyelenggara pemilu, adalah salah satu jawabannya.
Selain itu, politik keluarga dapat dicegah dengan membuat peraturan yang melarangnya, seperti mengevaluasi kembali aturan pencalonan yang berpihak pada dinasti politik.
Harapan Terhadap Gerakan Sosial & Politik
Peran penting masyarakat diharapkan menghentikan praktik dinasti politik. Agar tidak lagi tertipu dengan janji-janji kosong politikus dinasti, kesadaran politik harus terus tumbuh di kalangan mereka.
Artinya, masyarakat harus melihat secara objektif latar belakang dan kemampuan para kandidat tanpa terjebak dalam mitos kekuasaan keluarga sebagai solusi terbaik.
Sayangnya, media memegang peranan penting dalam memerangi politik dinasti. Melalui pelaporan yang independen dan tajam, media dapat mengungkap bagaimana dinasti politik berfungsi dan dampaknya terhadap masyarakat.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar