Polarisasi Elit dan Retorika Pemimpin: Dampak Politik Identitas
Oleh: Syarif Abdullah
(Ketua GP Ansor Kota Ternate)
Membaca isu politik identitas ditahun politik bukan sesuatu yang baru. Mengkampanyekan politik identitas memiliki pengaruh yang cukup kuat di tengah-tengah masyarakat yang majemuk.
Dengan memiliki dampak yang besar maka isu ini tidak pernah luput ketika memasuki tahun politik. Para calon kepala daerah sering menggunakan isu politik identitas melalui tim suksesnya untuk mendapatkan dukungan karena isu politik identitas memiliki potensi untuk membangkitkan emosi dan solidaritas di kalangan pemilih.
Profesor Anthony D. Smith seorang ahli dalam bidang sosiologi dan sejarah dalam bukunya yang berjudul "National Identity" (1991) mengatakan bahwa identitas politik, seperti agama, etnisitas, atau gender, dapat menjadi faktor penting dalam memengaruhi perilaku politik seseorang dan strategi kampanye politik.
Identitas politik dapat digunakan oleh para calon kepala daerah untuk memobilisasi dukungan dari kelompok-kelompok tertentu dan memperkuat koneksi emosional dengan pemilih. Ada beberapa alasan mengapa isu politik identitas sering digunakan dalam kampanye politik.
(1) Memperoleh dukungan dari kelompok tertentu, dengan menggunakan isu politik identitas yang berkaitan dengan suku, agama, atau etnis tertentu, calon kepala daerah dapat memperoleh dukungan kuat dari kelompok tersebut.
(2)Pemilih cenderung lebih terhubung secara emosional dengan isu-isu yang berkaitan dengan identitas mereka sendiri.
(3) Membangun solidaritas dan kebersamaan, isu politik identitas dapat digunakan untuk membangun solidaritas dan kebersamaan di antara pemilih yang memiliki identitas serupa. Hal ini dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan di antara kelompok tersebut.
(4) Memperoleh keuntungan politik, dengan memanfaatkan isu politik identitas, calon kepala daerah dapat memperoleh keuntungan politik dengan memperluas basis dukungan dan memenangkan suara dari kelompok-kelompok identitas tertentu.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar