Site icon MalutPost.com

Katanya Surga di Bibir Pasifik, Destinasi Wisata Morotai Dibiarkan Terbengkalai

Jembatan love kawasan mangrove di Pulau Dodola rusak parah (Foto: Irham/ malutpos.com)

Daruba, malutpost.com — Kondisi destinasi wisata di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara makin hari makin memprihatinkan.

Pasalnya, sejumlah fasilitas yang ada di beberapa titik terkesan tidak terurus sehingga rusak parah.

Fasilitas wisata yang terpantau sudah rusak seperti Tanjung Amerika di Desa Pangeo, Kecamatan Morotai Jaya, Pulau Rao, Pantai Rorasa di Morotai Utara, Pulau Dodola dan kawasan Water Front City (WFC) di seputaran taman Kota Daruba, Kecamatan Morotai Selatan serta destinasi wisata lain.

Rusaknya fasilitas di Tanjung Amerika seperti jembatan yang terbuat fiber di 30 titik maupun fasilitas lain.

Kemudian bangunan kuliner, 10 camping ground, jembatan love kawasan mangrove serta wahana pendukung di Pulau Dodola sebagai ikon utama juga rusak parah. Hal serupa juga terjadi di wisata Pantai Rorasa serta beberapa destinasi wisata di Pulau Morotai.

Baca halaman selanjutnya…

Kondisi ini tentu berbanding terbalik dengan status wisata Morotai yang masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Status yang diberikan langsung oleh pemerintah pusat itu ternyata hanya hiasan semata.

Sebab kenyataannya, pengelolaan destinasi di Morotai terkesan amburadul dan tak memberikan dampak apa-apa bagi pertumbuhan ekonomi di daerah maupun masyarakat.

Hal ini juga berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor wisata yang setiap tahun selalu menurun dan tidak sesuai yang ditargetkan.

Seperti di 2023 lalu, target PAD Dinas Pariwisata senilai Rp532.000.000, namun sampai akhir tahun, capaiannya hanya Rp18.146.000 atau 3,41 persen.

Sementara di 2024 target PAD Dispar sebesar Rp432,000,000, tapi terhitung sejak Januari sampai Mei capaiannya baru diangka Rp11,950,000.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Pulau Morotai, Sabhan Lanoni ketika diwawancarai membenarkan, terjadi kerusakan fasilitas di sejumlah destinasi wisata termasuk di Pulau Dodola sebagai ikon Morotai.

Namun, pihaknya telah turun menghitung untuk mengetahui sejumlah kerusakan tersebut.

“Iya memang banyak fasilitas wisata termasuk Dodola sudah banyak yang rusak. Jadi kalau tahun ini bisa masuk di perubahan, maka akan diperbaiki. Jika tidak maka akan masuk di tahun anggaran 2025,”katanya kepada malutpost.com, Rabu (5/6/2024).

Menurutnya, kerusakan yang dihitung itu tidak hanya di Pulau Dodola tetapi di semua destinasi wisata yang ada di Pulau Morotai.

“Kalau anggarannya memungkinkan maka akan diperbaiki semua. Intinya pemerintah berkeinginan untuk lakukan perbaikan kerusakan tersebut,” tambahnya.

Selain itu, Sabhan juga mengaku, PAD Dispar beberapa tahun terakhir ini memang capainya tak sesuai yang ditargetkan. Salah satu penyebabnya yaitu angka kunjungan wisatawan yang menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sementara sumber pendapatan Dispar hanya bergantung pada satu objek retribusi yaitu Pulau Dodola.

“Indikatornya banyak sehingga setiap tahun PAD pariwisata tak capai target. Jadi bukan hanya dipengaruhi oleh fasilitas wisata yang rusak saja,” tandasnya. Seraya mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk memaksimalkan pengelolaan destinasi wisata, sehingga PAD yang sudah ditargetkan bisa tercapai.(cr-05/aji)

Exit mobile version