Ternate, malutpost.com -- Peristiwa gempa kuat yang mengguncang wilayah Filipina pada 10 Oktober lalu, memicu tsunami warning hingga ke sejumlah daerah di Maluku Utara. Salah satu wilayah yang turut terdampak peringatan dini tersebut adalah Desa Titigogoli di Pulau Morotai, yang berhadapan langsung dengan zona subduksi aktif Lempeng Filipina. Kondisi ini menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat pesisir terhadap potensi bencana.

Merespon kondisi yang ada, Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Air (PPSDA), bekerja sama dengan Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK) serta LAPI ITB melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat Bottom-Up ITB 2025 bertajuk Aksi Siaga Tsunami.

Kegiatan yang dipimpin oleh Dr. Mohammad Farid ini berfokus pada pemetaan bahaya tsunami berbasis masyarakat dan pemasangan rambu-rambu evakuasi, sebagai langkah nyata untuk meningkatkan kapasitas serta kesiapsiagaan warga Desa Titigogoli dalam menghadapi potensi tsunami di wilayah pesisir utara Morotai. Kunjungan utama tim ITB dilaksanakan pada Kamis (30/10/2025).

“Sangat berterima kasih kepada Desa Titigogoli, ini sudah tahun ketiga kita bekerja sama dan membangun bersama-sama agar Desa Titigogoli ini menjadi Desa Tangguh Bencana. Melihat, desa ini menjadi salah satu desa yang memiliki risiko tsunami, maka kehadiran program mitigasi risiko dan pembangunan infrastruktur penunjang evakuasi bencana menjadi sangat penting untuk dilaksanakan“, ujar perwakilan tim ITB, Azman Syah Barran Roesbianto, S.T., M.T.

Dia menjelaskan Program Aksi Siaga Tsunami ini merupakan tahun ketiga rangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat ITB di Desa Titigogoli. Pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan serupa berfokus pada penguatan sistem peringatan dini banjir serta penerapan ekosistem energi terbarukan untuk mendukung ketahanan masyarakat terhadap bencana.

“Dalam kegiatan tahun ini, tim ITB juga memaparkan hasil kajian terkait kondisi sesar aktif di sekitar wilayah desa, potensi kebencanaan yang mungkin terjadi, serta langkah-langkah mitigasi dan penanganan pasca bencana,”paparnya.

Azman menambahkan selain penguatan kapasitas melalui sosialisasi dan pelatihan, ITB juga membangun fasilitas pendukung berupa rambu-rambu evakuasi tsunami dengan melibatkan warga setempat.

“Rambu-rambu dipasang di sejumlah jalur strategis yang mengarah ke area aman dan dataran tinggi, hasil identifikasi bersama masyarakat setempat. Sejak awal, kami melibatkan warga dalam proses pembangunan karena ini menjadi bagian penting agar tercipta rasa tanggung jawab dan keberterimaan terhadap infrastruktur evakuasi tersebu,”tambahnya.

Mewakili rekan-rekan ITB, Azman mengapresiasi kehadiran pakar tsunami, Muhammad Rizki Purnama, Ph.D dalam sosialisasi Aksi Siaga Tsunami kepada masyarakat Desa Titigogoli. Dia berbagi pengalaman dan pembelajaran dari penanganan bencana tsunami di Jepang, sebagai upaya meningkatkan wawasan masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan berbasis ilmu pengetahuan.

Selanjutnya, tim ITB juga berterima kasih kepada perwakilan mahasiswa pendukung kegiatan, Alica Kirana Vinata Lukito, S.T., serta Darmanto Ady Saputra, personel laboratorium Teknik Sumber Daya Air.

“Terima kasih atas dedikasi dan partisipasi aktif mereka dalam mendukung keterlibatan mahasiswa dan laboratorium dalam program Pengabdian Masyarakat ini. Kegiatan ditutup dengan penyerahan cinderamata, foto bersama, dan ramah tamah antara tim ITB dengan masyarakat Desa Titigogoli,”ucapnya.

Pada akhir kegiatan, Kepala Desa Titigogoli, Robi Toni, mengapresiasi dan berterima kasih atas komitmen ITB yang selama tiga tahun berturut-turut hadir memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat desa. Mulai dari penanggulangan banjir hingga penguatan kapasitas menghadapi tsunami.

“Harapannya kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan diperluas ke desa-desa lain agar semakin banyak wilayah di Indonesia yang siap menjadi Desa Tangguh Bencana,”harapnya. (uty/pn)