Kecewa Soal DOB Sofifi, Sejumlah Warga Ancam Boikot Dua OPD di Pemprov Maluku Utara

Sofifi, malutpost.com -- Puluhan warga yang mengatasnamakan masyarakat Oba dan Sofifi menggelar aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Maluku Utara, Senin (10/11/2025).
Aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan terhadap Pemerintah Provinsi Malut yang dinilai lamban dalam memperjuangkan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kota Sofifi.
Sekitar 20 orang massa aksi mendatangi kantor gubernur dengan membawa tuntutan ingin memboikot dua OPD. Mereka menilai dua OPD di lingkungan Pemprov Malut, yakni Biro Pemerintahan dan Biro Hukum memperlambat proses percepatan Sofifi sebagai DOB.
"Kami kecewa dengan Anda, Gubernur dan Wakil Gubernur, yang tidak mampu melihat kepentingan masyarakat Oba dan Sofifi, tegas salah satu orator aksi di depan kantor gubernur.
Massa sempat berupaya masuk kedalam kantor, namun dihalangi oleh petugas Satpol PP tepat dipintu utama. Ketegangan pun terjadi sejenak sebelum akhirnya massa membubarkan diri setelah niat mereka memalang dua OPD tersebut dihalangi petugas.
Meski demikian, para pendemo juga menyampaikan ultimatum keras kepada Pemprov Malut agar segera menindaklanjuti sejumlah tuntutan berikut:
1. Mewajibkan seluruh ASN Provinsi berdomisili di Sofifi sebagai pusat pemerintahan.
2. Memastikan seluruh kegiatan dan rapat resmi pemerintah digelar di Sofifi.
3. Mengalokasikan anggaran memadai untuk pembangunan infrastruktur Sofifi menuju kota metropolitan.
4. Membentuk Tim Percepatan Pembentukan DOB Kota Sofifi bersama DPRD Provinsi.
5. Mencopot kepala OPD dan Sekda yang diduga terlibat kasus korupsi pada masa pemerintahan sebelumnya.
6. Mengakomodasi putra-putri lokal Oba dan Sofifi dalam jabatan strategis di pemerintahan Sherly–Sarbin.
7. Menutup dan memindahkan seluruh kantor perwakilan/OPD yang masih beroperasi di Ternate ke Sofifi.
Dalam pernyataan ultimatum oleh Ketua Brigade Sofifi, Abdurahim Saraha, massa menegaskan akan melakukan aksi lanjutan jika tuntutan tersebut tidak direspons dalam waktu dekat.
"Suarakan tuntutan ini di setiap desa, di setiap kecamatan! Bebaskan Sofifi dari penjara administratifnya! Jadikan Sofifi ibu kota berdaulat. Sofifi adalah martabat kita, Sofifi adalah harga diri Maluku Utara!," katanya dalam selebaran tuntutan.
Aksi demonstrasi yang berlangsung tidak terlalu lama. Massa kemudian meninggalkan lokasi dengan janji akan kembali dengan jumlah yang lebih besar karena Pemprov Malut tetap abai terhadap aspirasi mereka. (nar)





Komentar