Inersia Politik

Douglas Panit

Elite lama, atau keturunan dan sekutunya, tetap berada di puncak, memastikan bahwa aturan main yang mereka warisi—termasuk yang memungkinkan korupsi struktural—tetap berlaku, sebuah lingkaran setan kekuasaan.

Korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merupakan produk sistem otoriter telah mengalami "institusionalisasi" dalam birokrasi dan politik. Ia bukan lagi sekadar kejahatan, melainkan bagian dari modus operandi (cara kerja).

Mengubah praktik ini memerlukan penolakan terhadap keuntungan pribadi yang sangat besar bagi para pelakunya, sebuah "daya dorong" moral dan hukum yang seringkali teredam oleh kekompakan (kohesi) di antara elite yang diuntungkan oleh inersia sistem.

Momentum Perubahan vs Gravitasi Kepentingan

Seperti halnya benda yang bergerak memerlukan gaya luar yang besar untuk menghentikannya, inersia politik hanya bisa diatasi oleh kekuatan kolektif yang terorganisir dari luar sistem—yakni kekuatan sipil dan tekanan publik yang meledak (seperti yang pernah terjadi pada 1998).

Namun, dalam periode stabilitas (yang kerap dipertukarkan dengan keengganan berdemokrasi sepenuhnya), daya kritis publik cenderung menurun, dan upaya reformasi perlahan kembali tertarik pada "gravitasi kepentingan" yang menopang status quo.

Inersia politik adalah ujian terbesar bagi cita-cita reformasi dan keadilan di Indonesia. Kita melihatnya dalam lambatnya pemberantasan korupsi, dalam birokrasi yang berbelit, dan dalam kebijakan yang lebih menguntungkan investor besar daripada rakyat kecil.

Pertanyaan mendasar adalah, gaya luar (kekuatan penentang perubahan) macam apa yang cukup kuat untuk mengubah arah benda sebesar sistem politik dan birokrasi Indonesia yang telah bergerak pada lintasan ketidakadilan selama puluhan tahun?

Jawabannya terletak pada kesadaran kolektif, aktivisme yang berkelanjutan, dan kepemimpinan yang berani untuk memutuskan rantai kenyamanan lama, demi sebuah tatanan politik yang benar-benar adil dan beradab.

Inersia boleh jadi kuat, namun hukum alam juga mengajarkan bahwa bahkan benda yang paling masif pun akan bergerak jika didorong oleh daya yang cukup besar. (dou). (*)

Selanjutnya 1 2 3

Komentar

Loading...