Sekda Haltim Serap Aspirasi Petani

Maba, malutpost.com - Di tengah momentum perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Transmigrasi Wasile ke-45, Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur memanfaatkannya sebagai ruang strategis untuk memperkuat sektor pertanian dan mendengarkan langsung kebutuhan para petani.
Melalui kegiatan temu tani dan seminar pertanian yang dipusatkan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Wasile Timur, Sekretaris Daerah (Sekda) Haltim Ricky Chairul Ricfhat turun langsung berdialog dengan kelompok tani untuk menyerap aspirasi yang selama ini menjadi tantangan di lapangan.
Kegiatan yang digelar pada Sabtu (29/11) itu mengusung tema “Tandur Tuwuh Keraharjaan, Menanam dan Tumbuhkan Kesejahteraan.” Dengan menghadirkan tiga narasumber, yaitu Prof. Ramli Hadun, Ir. Aqshan Shadikin Nurdin dari Fakultas Pertanian Unkhair, dan Sekda Haltim Ricky Chairul Ricfhat sendiri.
Ratusan peserta hadir, terdiri dari Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan berbagai pihak terkait lainnya.
Usai membuka secara resmi kegiatan tersebut, Sekda Ricky melanjutkan agenda dengan dialog terbuka bersama kelompok-kelompok tani dari Kecamatan Wasile dan Wasile Timur. Dalam suasana penuh keakraban, para petani menyampaikan berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Mulai dari keterbatasan alat dan sarana penunjang pertanian, kebutuhan pupuk, akses irigasi, hingga kendala teknis lain yang mempengaruhi produktivitas dan keberlanjutan usaha tani.
Ricky menyambut baik terbukanya ruang aspirasi tersebut dengan menyampaikan, pemerintah daerah membutuhkan masukan langsung dari petani agar perumusan kebijakan dapat lebih tepat sasaran.
“Semua aspirasi ini akan tindaklanjuti. Para petani adalah tulang punggung ketahanan pangan daerah, sehingga kebutuhan mereka juga menjadi prioritas pemerintah,” ujarnya.
Ricky menegaskan, Pemkab Haltim memiliki komitmen penuh untuk terus mengawal kepentingan petani, apalagi Halmahera Timur telah ditetapkan sebagai salah satu daerah lumbung pangan di Provinsi Maluku Utara.
"Karena itu, penguatan sektor pertanian harus dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah, kelompok tani, serta masyarakat desa," katanya.
Dalam seminar, para narasumber membahas berbagai isu strategis, termasuk keberlanjutan pertanian lokal, peluang pengembangan komoditas unggulan, dan strategi peningkatan kapasitas petani menghadapi perubahan iklim serta dinamika pasar. Kegiatan ini merupakan forum penting untuk menetapkan rekomendasi yang akan menjadi dasar penguatan kebijakan sektor pertanian ke depan.
“Kegiatan ini bukan sekadar acara seremonial dalam rangka HUT Transmigrasi. Tapi temu tani ini adalah langkah awal untuk merumuskan kebutuhan nyata dan membangun arah pembangunan pertanian yang lebih kuat, berdaya, dan berkelanjutan di Halmahera Timur,” tegasnya.
Ricky juga menambahkan, hasil aspirasi dan gagasan yang dihimpun akan dievaluasi dan dijadikan rekomendasi resmi dalam penguatan kebijakan pertanian. Pemerintah daerah, ingin memastikan bahwa Halmahera Timur tidak hanya dikenal sebagai daerah transmigrasi yang berhasil, tetapi juga sebagai pusat lumbung pangan Maluku Utara.
Dalam penutupannya, Sekda Ricky juga mengingatkan para kepala desa untuk aktif berkolaborasi dengan kelompok tani di wilayah masing-masing. Pemerintah desa memiliki peran strategis dalam mendorong pengembangan pertanian, mulai dari perencanaan program hingga pengelolaan anggaran desa yang berpihak pada sektor pangan.
“Kepala desa harus terlibat langsung, mendampingi kelompok tani, memastikan kebutuhan dasar pertanian terakomodasi, dan menjadi bagian dari gerakan besar membangun ketahanan pangan daerah,” pungkasnya (*)



Komentar