Tidore “Jang Foloi“ Kota Kreatif

M. Sahid Hamid

Negeri yang indah menandai Kota kreatif, Kota yang kaya sejarah, Kota tertua di Indonesia yang hari jadi Kota Tidore sudah ke-917. Kota kreatif di masa kepemimpinan Sultan Al-Mansur dengan gaya kepemimpinan yang kreatif, inovasi penuh keteladanan, negarawan.

Memiliki networking yang luas didukung dengan kemampuan yang energik mengelola tatanan kehidupan Kerajaan Tidore yang terhimpun berbagai suku baik suku Tidore, suku Weda, suku Patani, suku Maba, Papua, Seram, Kei dan Tanimbar bersatu padu, harmoni, toleran di bawah Kerajaan Tidore.

“Jang Foloi” berlandaskan pada semangat “Marimoi Ngone Foturu” mengikat dengan persaudaraan membangun negeri Tidore di saat itu dengan kreatif, inovatif dan berdaya saing dalam jalur hubungan perdagangan baik di level regional maupun Internasional.

Dengan kreatifitas dan inovasi Sultan Al-Mansur merubah wajah kerajaan Tidore menjadi gerbang pintu masuk berbagai negara karena daya saing rempah-rempah, cengkeh dan pala yang menarik perhatian dunia khususnya pedagang dari Eropa seperti Spanyol, Portugis, Inggris, Arab, Cina dan Asia lainnya.

Sekitar tahun 1512-1526 menggunakan armada magelan dengan kapasitas 120 ton seharga 4327,301 mata uang Spanyol Maradvedis. Nilai ini saat itu bila dikalkulasikan untuk masa sekarang setelah diperhitungkan segala macam inflasi dan sebagainya adalah sekitar 1 (satu)) juta dollar AS.

Selain itu menumbuhkan kreatifitas dan inovasi membangun pasaran lokal bagi penduduk pribumi dengan saudagar-saudagar Persia dan Arab membawa barang-barang untuk ditukar dengan cengkeh dan pala membuat penduduk di negeri ini hidup lebih bergairah.

Karena respon pasar memberi multiplayer effect mendorong daya beli masyarakat Tidore dan masyarakat setempat hidup lebih sejahtera dan tidak tergantung barang maupun jasa dari Ternate.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3

Komentar

Loading...