Nirempati Penyelenggara Negara

Fadli Ilham

Sehingga wajar jika berhadapan dengan urusan publik, etika tidak ditempatkan sebagai bagian integral sebagai seorang penyelenggara negara. Di permukaan ini, publik justru disuguhkan dengan nirempati penyelenggara negara.

Cara penyelenggara negara dalam menyikapi persoalan publik menunjukan kualitas sebuah negara. Aspek ini, bukan hanya dilihat secara regulatif, tapi sejauh mana etika penyelenggara negara diperhadapkan dengan dengan kritikan publik yang dibangun dalam kerangka demokrasi.

Daulat rakyat sebagaimana yang dikemukakan Tan Malaka, bahwa rakyat memiliki hak sepenuhnya atas penyelenggara negara. Dengan begitu, aspirasi dan kritikan perlu dipandang sebagai derup keterwakilan atau representasi wewenang yang diberikan kepada kekuasaan untuk menjamin kehidupan rakyat.

Upaya untuk memenuhi hak tersebut, semata-mata demi mencapai impian keadilan yang menjadi kehendak rakyat. Perwujudan itu tidak hanya dibangun secara prosedural yang acap kali hanya memotret persoalan secara parsial. Tapi perlu dibangun dengan kemampuan etika penyelenggara negara sebagai seorang pemimpin.

Dalam mencari tambang emas untuk pemupukan moral kapital bagi tumbuhnya kepemimpinan yang berhikmat kebijaksanaan, ada baiknya bangsa ini menengok pada semangat asal (fitrah) kepemimpinan para pendiri bangsa.

Karya Prof Yudi Latif dalam Mata Air Keteladanan mengungkapkan jejak value terhadap para tokoh bangsa, seperti Bung Karno dan Bung Hatta yang punya kemampuan empati terhadap suasana kebatinan rakyat.

Kemampuan Bung Karno dalam hal ini bahkan diakui oleh Bung Hatta. Ia mengungkapkan.

"Menduga perasaan rakyat dan memberi jalan kepada perasaan itu ke luar, itulah kewajiban yang amat sulit dan susah. Itulah kewajiban leadership!.... Pergerakan rakyat tumbuh bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan atau karena ada perasaan dalam hati rakyat yang tidak dapat oleh rakyat mengeluarkannya.... Pemimpin mengemudikan apa yang sudah dikehendaki oleh rakyat. Itulah sebabnya, pemimpin lekas dapat pengikut dan pergerakan yang dianjurkannya cepat berkembang."

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...