Menakar Urgensi dan Nasib Kebudayaan di Tengah Peleburan OPD
Manifesto Kebudayaan Ternate

Berbagai kegiatan festival budaya dan seni yang digelar di ruang pusaka benteng Oranje maupun tersebar luas di masyarakat kita menunjukkan bahwa sinergitas ekosistem kebudayaan berbasis kemandirian komunitas perlu didukung oleh kelembagaan pemerintah daerah yang mandiri dalam urusan kebudayaan pula sehingga kebudayaan dapat berkembang sebagai warisan masa lalu yang menjadi investasi masa kini dan akan datang.
Ketiga, kebudayaan untuk kemanusiaan dengan meningkatkan perbaikan tata kelola politik dan pelayanan publik yang berkualitas sebagai antitesis terhadap kebijakan politik ahistoris di masa lampau.
Paradigma ini berorientasi pada segala upaya untuk menggali budaya lokal untuk ditafsir kembali dalam konteks zaman di masa kini terlebih diera transformasi digital yang menggeliat.
Kebudayaan pada konteks tersebut akan semakin memberi ruang bagi komunitas budaya dan komunitas kreatif dalam melahirkan berbagai karya sebagai wujud karya yang menjunjung prinsip-prinsip kemanusiaan dan egalitarian yang nampak dari keberadaan berbagi komunitas budaya di kota rempah sejak dahulu kala yang mampu bertahan hingga kini dengan semangat multikulturalisme warga kotanya.
Keempat, Penguatan ekosistem pemajuan kebudayaan terkait erat dengan penguatan city branding Ternate sebagai kota rempah. Kota rempah bukan sekadar slogan, melainkan sebuah identitas kesejarahan dan kedaulatan negeri ini yang mengandung kronik sejarah panjang yang telah ikut membentuk dan mengubah peta jalan peradaban dunia global.
Peta jalan inilah yang menuntut kita untuk memperkuat penciptaan ekosistem di kota rempah, dari lanskap kota yang ditata hingga sajian kuliner dan diplomasi gastronomi yang berdampak pada penguatan UMKM lokal.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar