Antara Kebutuhan Riil dan Prioritas Pembangunan
Trans Kieraha dalam Perspektif Struktur Ekonomi Malut

Kenaikan nilai yang sangat tinggi disebabkan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di industri pengolahan tambang nikel di Kabupaten Halmahera Selatan, tepatnya di Pulau Obi, sejalan dengan ikut naiknya laju pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan penggalian.
Industri pertambangan dan pengolahan nikel yang menjadi motor ekonomi Maluku Utara terkonsentrasi di Halmahera Tengah dan Timur, sementara kawasan industri IWIP saat ini mempekerjakan sekitar 80 ribu pekerja, yang secara otomatis menciptakan permintaan pasokan pangan dalam jumlah besar setiap bulan.
Di sisi lain, sentra pertanian berada di wilayah yang berbeda dan belum terhubung dengan baik.
Apakah Trans Kieraha Benar-Benar Diperlukan?
1. Integrasi Sektor Primer dan Sekunder. Dalam teori three-sector economy, keberhasilan transformasi ekonomi sangat bergantung pada integrasi antarsektor.
Transformasi sektoral di Maluku Utara, sudah saatnya juga didukung oleh kontribusi sektor sekunder yang bersumber dari industri olahan sektor unggulan pertanian dan perikanan, bukan hanya dari sektor pertambangan yang tidak menjadikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Trans Kieraha berpotensi menjadi jembatan fisik yang menghubungkan sektor primer (pertanian di Halmahera Timur) dengan sektor sekunder (industri di Halmahera Tengah).
Dengan adanya jalur ini, diharapkan petani dapat menjual hasil panen mereka secara lebih efisien dan langsung ke pasar yang membutuhkan. Ini bukan sekadar soal jalan, tetapi tentang membangun ekosistem ekonomi yang terintegrasi.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar