Antara Kebutuhan Riil dan Prioritas Pembangunan
Trans Kieraha dalam Perspektif Struktur Ekonomi Malut

Polanya berbeda dengan daerah yang sudah lebih berkembang, di mana struktur ekonominya bergeser ke arah sektor sekunder (industri pengolahan & perdagangan), dan sektor tersier yang didominasi oleh berbagai layanan dan jasa.
Selain pergeseran struktur ekonomi, ketersediaan infrastruktur esensial juga menjadi pembeda utama. Daerah yang belum memiliki jaringan jalan yang baik, transportasi yang memadai, serta akses logistik yang lancar cenderung tertinggal, karena keterbatasan tersebut menghambat distribusi barang dan mobilitas masyarakat.
Sementara itu, daerah yang sudah maju biasanya memiliki infrastruktur yang lebih lengkap dan terhubung, sehingga aktivitas ekonomi dapat tumbuh dengan lebih cepat dan merata.
Dengan kata lain, kombinasi antara struktur ekonomi yang masih bertumpu pada sektor primer dan keterbatasan infrastruktur menjadi gambaran jelas mengapa suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal.
Trans Kieraha: Menghubungkan Segitiga Emas yang Terputus
Program Trans Kieraha adalah pembangunan jalan strategis yang bertujuan meningkatkan konektivitas serta membuka akses ekonomi baru di kawasan segitiga emas Sofifi–Halmahera Tengah–Halmahera Timur.
Proyek ini akan menjadi tulang punggung konektivitas antardaerah di Pulau Halmahera, menghubungkan Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, hingga Sofifi di wilayah administratif Kota Tidore Kepulauan.
Jika kita melihat dari sudut pandang struktur ekonomi yang sedang bertransformasi, konektivitas ini sebenarnya sangat dibutuhkan. Mengapa? Karena saat ini terjadi ketidakseimbangan geografis dalam distribusi aktivitas ekonomi.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar