Antara Kebutuhan Riil dan Prioritas Pembangunan
Trans Kieraha dalam Perspektif Struktur Ekonomi Malut

Oleh: Dr. Dewi Permatasari, SE., M.Si, CPOf
(Dosen FEB Universitas Khairun)
Selama dua tahun terakhir, mulai terjadi pergeseran struktur ekonomi Maluku Utara dari kategori sektor primer (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan) menjadi kategori Industri Pengolahan.
Industri pengolahan pertambangan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara dari 5,3% tahun 2020 menjadi 32% tahun 2024 (tertinggi di Indonesia).
Baca di: Koran Digital Malut Post Edisi Kamis, 20 November 2025
Namun yang menarik, masih menjadikan sektor primer sebagai kontributor utama dalam pembentukan pendapatan dan struktur ekonomi daerah dengan pangsa penciptaan PDRB daerah rata-rata selama 6 tahun terakhir sebesar 22.48 persen.
Fenomena ini menunjukkan bahwa Maluku Utara sedang berada dalam fase transisi ekonomi yang krusial, dari ekonomi berbasis sektor primer menuju ekonomi industri, khususnya industri pengolahan nikel yang terpusat di kawasan Halmahera Tengah, Timur dan Selatan.
Namun disayangkan transformasi yang terjadi bukan berasal dari penguatan sektor unggulan Maluku Utara seperti pertanian dan perikanan. Sebaliknya, perubahan struktur ekonomi ini sangat bergantung pada industri olahan berbasis pertambangan.
Ketergantungan semacam ini berpotensi membuat ekonomi daerah rentan jika tidak diimbangi dengan penguatan sektor-sektor yang lebih berkelanjutan.
Perkembangan PDRB sektoral sering menjadi penanda penting untuk melihat apakah sebuah daerah termasuk kategori tertinggal atau sudah bergerak menuju daerah maju. Daerah yang masih bergantung pada sektor primer belum mengalami transformasi ekonomi.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar