Dr. Fatum, Perempuan Pertama di Gerbang Rektorat IAIN

Dr. Fatum Abubakar bukan sekadar “perempuan pertama” dalam statistik. Ia pengingat bahwa perubahan besar sering dimulai dari keberanian seseorang melangkah ke tempat yang belum pernah diinjak sebelumnya.
Ketika keberanian itu bersandar pada spiritualitas yang dalam, kepedulian yang tulus, dan visi yang inklusif, ia tidak hanya membuka jalan bagi dirinya sendiri, tetapi bagi generasi perempuan pemimpin berikutnya.
Saya teringat pesan bijak dari sosok panutan, Pak Ibrahim Muhammad, dosen senior sekaligus pimpinan Ma’had IAIN Ternate, bahwa kampus ini berdiri di atas tiga pilar: Ilmiyah, Akhlakiyah, dan Akhowiyah.
Ilmiyah tampak pada dorongan Dr. Fatum untuk meningkatkan kualitas akademik dan pengembangan jurnal kampus. Akhlaqiyah hadir dalam keteladanan sehari-hari, sikap menghargai, dan integritasnya dalam mengambil keputusan.
Ukhuwah/Akhowiyah menyata dalam caranya merangkul semua pihak, memperkuat kerja sama, dan memastikan tidak ada yang tertinggal.
Sejarah mungkin mencatat namanya, tetapi yang lebih utama, masyarakat akan merasakan dampak kepemimpinannya kepemimpinan yang membuktikan bahwa kekuatan terbesar seorang pemimpin adalah kemampuannya mengangkat orang lain.
Di tangan pemimpin seperti Dr. Fatum, masa depan IAIN Ternate bukan hanya soal akreditasi dan peringkat, tetapi tentang memanusiakan manusia. Tujuan tertinggi dari pendidikan. (*)



Komentar