Dr. Fatum, Perempuan Pertama di Gerbang Rektorat IAIN

Ia mendengarkan dengan perhatian penuh, bukan sekadar menunggu giliran berbicara. Ini adalah bentuk kepemimpinan emosional yang kini makin langka.
Wibawa Tanpa Arogansi
Kepribadian Dr. Fatum mengingatkan pada konsep charismatic authority dari Max Weber, tetapi dengan wajah baru: wibawa yang bertumpu pada integritas dan konsistensi, bukan pada posisi. Mahasiswa dan dosen menghormatinya bukan karena takut, tetapi karena kagum pada dedikasinya.
Kesantunannya tidak berujung kelemahan, ketegasannya tidak melukai. Dalam psikologi kepribadian, kualitas ini dikenal sebagai assertiveness, kemampuan menyatakan pendapat dengan jelas tanpa agresif dan tanpa pasif.
Ia tidak gentar mengambil posisi berbeda, tetapi melakukannya dengan cara yang menjaga martabat semua pihak. Ia adalah perempuan yang menginginkan kebaikan bagi semua.
Visi inklusifnya mencerminkan prosocial motivation, dorongan untuk berkontribusi pada kebaikan kolektif. Pemimpin dengan motivasi seperti ini cenderung lebih efektif dan berkelanjutan.
Dr. Fatum tidak berjuang untuk menang sendiri, melainkan memastikan semua orang, terutama yang terpinggirkan, mendapat kesempatan yang sama.
Kehadiran seorang perempuan sebagai bakal calon rektor di IAIN Ternate adalah sebuah momentum historis. Namun yang lebih penting adalah nilai yang ia representasikan: bahwa kepemimpinan sejati tidak ditentukan oleh gender, melainkan oleh integritas, visi, dan keberanian untuk melayani.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar