Dr. Fatum, Perempuan Pertama di Gerbang Rektorat IAIN

Banyak yang menganggap menulis sebagai pekerjaan berat karena harus berhadapan dengan halaman kosong, namun bagi Dr. Fatum, menulis adalah cara berbicara kepada masa depan.
Sebagai dosen, ia dikenal tidak hanya mengajar teori, tetapi juga menanamkan nilai. Mahasiswa kerap menceritakan bagaimana ia menjelaskan konsep rumit dengan bahasa sederhana tanpa mengurangi kedalaman makna.
Dalam psikologi pembelajaran, hal ini dikenal sebagai scaffolding membangun jembatan dari pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa menuju pemahaman baru.
Inovatif namun Membumi
Keunggulan Dr. Fatum terletak pada kemampuannya mengubah gagasan besar menjadi praktik nyata. Ia tidak hanya berbicara tentang digitalisasi pendidikan, tetapi turun langsung membimbing rekan-rekan dosen menerapkannya.
Ia tidak hanya mewacanakan pembelajaran aktif, tetapi mempraktikkannya sehingga kelas berubah menjadi ruang dialog, bukan monolog. Baginya, inovasi bukan soal mengikuti tren, melainkan memastikan setiap mahasiswa baik yang cepat memahami materi maupun yang membutuhkan waktu lebih merasa dilibatkan.
Psikologi menyebutnya inclusive innovation, pembaruan yang tidak meninggalkan siapa pun. Kepeduliannya pada sesama tidak berhenti pada slogan.
Ketika ada mahasiswa kesulitan ekonomi, ia bergerak cepat mencarikan solusi, bahkan sering membantu dengan biaya pribadi. Ketika kolega menghadapi masalah, pintunya selalu terbuka.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar