Dibalik Layar Hal-Teng

Yadin Panzer

Eksistensi kehidupan yang masih bertahan di tengah-tengah deteriorasi lingkungan menimbulkan pertanyaan kritis tentang sustainabilitas ekosistem dan kualitas hidup masyarakat.

Anak-anak yang menjadi korban polusi udara dan lingkungan, yang mengalami gangguan kesehatan seperti batuk kronis, merupakan indikator bahwa kemajuan pembangunan tidak selalu berkorelasi dengan peningkatan kualitas hidup.

Penolakan terhadap kerusakan ekologis bukan berarti menolak kemajuan, namun lebih kepada kebutuhan akan strategi pembangunan yang berorientasi pada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Kontras antara fokus pembangunan di kota-kota besar yang berorientasi pada teknologi dan inovasi, dengan kebutuhan dasar masyarakat di daerah seperti Halmahera Tengah yang masih berjuang untuk mendapatkan udara yang segar dan bebas dari polusi, menunjukkan adanya kesenjangan dalam prioritas pembangunan dan kebutuhan masyarakat.

Laporan penelitian yang dilakukan oleh NEXUS3 Foundation dan Universitas Tadulako mengungkapkan adanya kontaminasi logam berat pada spesimen biologis masyarakat dan ikan di Teluk Weda, dengan 47% sampel darah menunjukkan konsentrasi merkuri yang melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh WHO (9 μg/L).

Sedangkan 32% sampel terdeteksi mengandung arsenik dengan konsentrasi melebihi batas aman (12 μg/L). Selain itu, telah terjadi peningkatan signifikan dalam insiden Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yang berpotensi terkait dengan paparan logam berat melalui rantai makanan dan lingkungan.
*
Di lokasi-lokasi pertambangan, komunitas lokal mengeluhkan kurangnya partisipasi dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kegiatan pertambangan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...