Oleh: Yadin Panzer
(Anggota Grup Aksi Amnesty Human Rights Ternate)

“Kita mungkin terlalu terbuai dengan apa yang tampak di depan layar, tapi lupa apa yang terjadi di balik layar”.

Dalam konteks perkembangan signifikan yang difasilitasi oleh kebijakan strategis di sektor kesehatan dan pendidikan, yang ditandai dengan aksesibilitas kesehatan yang optimal dan pendidikan gratis yang merata, kita cenderung fokus pada aspek-aspek yang terlihat secara eksplisit.

Namun, realitas yang terjadi di balik struktur tersebut memiliki konsekuensi yang tidak proporsional dan tidak seimbang dalam hal biaya dan manfaat yang dihasilkan.

Baca di: Koran Digital Malut Post Edisi Sabtu, 8 November 2025

Eksistensi trauma psikologis dan sosial yang tidak terlihat secara eksplisit, namun memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan individu dan masyarakat.

Suara-suara yang tidak terdengar akibat penekanan dan marginalisasi, serta kebutuhan mendesak akan intervensi kesehatan yang efektif dan efisien, seperti yang terlihat pada antrian panjang di puskesmas.

Paradoksnya, aksesibilitas kesehatan yang optimal tidak secara otomatis mengeliminasi prevalensi penyakit yang disebabkan oleh polusi lingkungan, sehingga menimbulkan pertanyaan kritis tentang efektivitas kebijakan kesehatan yang ada.

Implementasi restriksi aktivitas luar ruangan pada anak-anak oleh ibu mereka merupakan upaya preventif untuk mengurangi risiko paparan polusi udara yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Namun, penetrasi partikulat debu ke dalam lingkungan domestik masih terjadi, sehingga memerlukan tindakan adaptif seperti pembersihan dan sanitasi peralatan makan secara rutin untuk meminimalkan risiko kontaminasi dan menjaga kualitas lingkungan dalam ruangan.

Baca Halaman Selanjutnya..