(Sebuah Esai Tentang FOT V yang Kembali Merekatkan Masyarakat Weda, Patani, Maba)

FOT V: 3 Negeri Berpelukan, Meski Fansnya Galau

Muhammad Kamarullah

FOT V Sebagai Denyut Persaudaraan Gamrange

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin cepat, FOT V hadir sebagai jeda yang menyatukan kembali semangat kolektif masyarakat Gamrange.

Lapangan hijau menjadi ruang pertemuan tanpa sekat, tempat di mana masyarakat dari dua kabupaten bersaudara itu melebur dalam satu energi yang sama.

Di pinggir tribun lapangan, para fans menenteng bendera kecil tim favoritnya. Para ibu-ibu, bapak dan anak muda berteriak sorai.

Terladang memberi arahan seolah-olah mereka pelatih profesional. Semua larut dalam satu atmosfer, tentang rasa memiliki terhadap turnamen ini sebagai bagian dari identitas mereka.

FOT V bukan sekadar ajang olahraga, melainkan juga perayaan sosial. Ia menyalakan kembali obor silaturahmi yang mungkin sempat meredup oleh jarak dan kesibukan.

Tim-tim dari berbagai kampung datang membawa nama daerahnya, tapi pulang membawa lebih dari itu. Mereka membawa pengalaman, tawa, dan rasa bangga karena telah menjadi bagian dari keluarga besar Fagogoru.

Persaingan memang keras, pelanggaran kadang terjadi, adu argumen tidak terelakkan bahkan hampir chaos. Namun setelah peluit panjang berbunyi, semuanya luluh oleh pelukan dan salaman hangat. Itulah denyut persaudaraan Gamrange. Hanya keras di lapangan, tetapi hangat di luar.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Komentar

Loading...