Dari Pengajar Jadi Pedagang: Krisis Etos Akademik di Dunia Dosen

Riski Ikra

Kampus, dalam situasi semacam itu, kehilangan ruhnya sebagai lembaga pembentuk karakter dan pengetahuan, berubah menjadi institusi yang sekadar memenuhi formalitas kurikulum.

Mahasiswa tak lagi disemai dengan nilai-nilai ilmiah, tetapi dibiarkan mengapung tanpa arah di tengah arus pragmatisme.

Pertanyaan yang muncul kemudian: siapa yang patut disalahkan? Apakah mahasiswa yang kehilangan semangat kritis? Ataukah sistem kampus yang abai terhadap fungsi akademiknya?

Semua tampak begitu nyata dan telanjang di depan mata. Ruang-ruang program studi kosong tak berpenghuni, dosen hadir hanya ketika masa perkuliahan tiba, sementara urusan administrasi pun harus disertai permohonan dan penantian yang panjang.

Kampus yang semestinya menjadi taman dialog berubah menjadi institusi birokratik yang kaku. kondisi semacam ini justru dibiarkan tanpa protes, seolah semua pihak telah terbiasa hidup dalam kelalaian akademik.

Kampus kehilangan daya hidupnya, kehilangan semangat kolektif untuk belajar, meneliti, dan mencipta. ia kini tak ubahnya pasar gelap pengetahuan, tempat di mana ilmu diperjualbelikan secara simbolik, tanpa nilai spiritual dan tanggung jawab moral di dalamnya.

dalam konteks ini, seorang dosen yang menerima gaji tanpa mengajar sejatinya tak jauh berbeda dengan pejabat yang menilep uang rakyat.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7

Komentar

Loading...