Refleksi 97 Tahun Sumpah Pemuda: Membangun Manusia di Tengah Ledakan Ekonomi Maluku Utara

Oleh: dr. Akbar Kapissa Baharsyah

(Residen Bedah Fakultas Kedokteran UNHAS/ Ex Direktur Lembaga Kesehatan HMI Cabang Makassar Timur)

Sembilan puluh tujuh tahun lalu, para pemuda bangsa bersumpah satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Namun di balik kalimat yang sederhana itu tersimpan tekad besar—membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan bermartabat. Kini, di Maluku Utara yang sedang melaju kencang secara ekonomi, sumpah itu menuntut makna baru: apakah kita masih membangun manusia, atau hanya mengejar angka pertumbuhan?

Pertumbuhan Ekonomi: Kilau yang Menyilaukan

Badan Pusat Statistik mencatat, ekonomi Maluku Utara tumbuh 34,58% pada triwulan I 2025 dan 32,09% pada triwulan II, menjadikannya provinsi dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia. Pertumbuhan ini didorong oleh industri pengolahan yang menyumbang sekitar 40% PDRB, diikuti sektor pertambangan dan energi.

Namun di balik angka fantastis itu, kesenjangan manusia tetap menganga. Pertumbuhan ini belum otomatis menjamin masyarakat hidup sehat, berpendidikan, dan sejahtera. Bahkan, di banyak kabupaten, kemajuan ekonomi justru diiringi beban sosial dan kesehatan baru.

Potret Kesehatan: Antara Data dan Derita

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara tahun 2024 mencatat angka kematian ibu (AKI) 183 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 11 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dilihat lebih dekat per kabupaten, kesenjangannya mencolok: Pulau Taliabu mencatat AKI 899, Kepulauan Sula 363, Halmahera Selatan 283, Halmahera Tengah 264.Sementara Ternate relatif lebih baik, dengan AKI 54.

Angka ini menunjukkan bahwa keselamatan ibu dan bayi masih bergantung pada di mana mereka lahir.

Baca halaman selanjutnya...

Selanjutnya 1 2

Komentar

Loading...