Diplomasi Jadi Aksi Nyata: Prabowo Menuju Kairo dan Gaza

Khairul Fahmi

Diplomasi yang Tidak Hanya Dilihat, Tapi Dirasakan

Salah satu agenda penting dari perjalanan Presiden Prabowo kali ini adalah kemungkinan peninjauan langsung ke Gaza setelah agenda puncak KTT selesai.

Jika situasi keamanan memungkinkan, kehadiran itu akan menjadi bentuk tertinggi tanggung jawab. Dari podium ke lapangan, dari kata ke keputusan.

Ketika seorang kepala negara hadir langsung di zona pascakonflik, ia tidak hanya membawa pesan politik, tetapi juga menyampaikan bahwa negara hadir sepenuh hati untuk menjadi bagian dari solusi. Ini bukan soal unjuk kekuatan, tetapi unjuk keseriusan untuk melindungi kehidupan.

Langkah ini juga mencerminkan karakter baru diplomasi Indonesia: tidak agresif, tetapi asertif; tidak mendikte, tetapi membentuk konsensus; dan tidak sekadar hadir dalam forum, tetapi sebagai penggerak hasil nyata.

Presiden Prabowo membawa pendekatan diplomasi keamanan dan ketahanan yang menggabungkan kredensial moral, kapasitas operasional, dan kepekaan budaya. Dalam konteks Gaza, pendekatan ini sangat relevan dan dibutuhkan.

Vali Nasr dalam bukunya The Dispensable Nation (2013) menekankan bahwa negara-negara menengah kerap menjadi jangkar stabilitas karena tidak membawa beban agenda kekuatan besar. Indonesia, dengan sejarah netralitas aktif dan kontribusi nyata di berbagai misi perdamaian, menempati posisi kredibel untuk itu.

Kehadiran langsung Presiden di Gaza juga akan memberi pesan penting bagi publik global: bahwa Indonesia tidak hanya menagih akuntabilitas dari negara lain, tetapi melaksanakannya sendiri. Solidaritas bukan sekadar retorika, melainkan kerja nyata dari garis depan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...