Catatan
Terpaksa Mendefenisikan Ulang Negarawan

Banyak fakta dan akibat ketidakbecusan dalam mengelola negara di masa lalu, yang muncul di hari-hari ini, memberi kita petunjuk sangat pasti, apa sesungguhnya defenisi negarawan sejati itu.
Negarawan sejati mengimpikan 1000 tahun negaranya bisa survive, dan penghianat akan menghendaki negaranya bubar besok. Penghianat akan menuliskan bab paling kelam dalam sejarah bangsanya.
Kita mungkin bisa menganalisis karena sedikit tahu masalahnya. Dari intrik politik kekuasaan dan tarik-menarik kepentingan yang muncul ke permukaan. Setidaknya, hingga saat ini. Andai bisa mengajukan tesis, kita bersyukur punya presiden berlatar nasionalis. Setidaknya juga, sosok negarawan sejati.
Saya tak mampu membayangkan bagaimana jadinya, andai bukan pada sosok yang punya daya tahan masalah sekuat begini, apa jadinya keindonesiaan kita.
Juga tesis lain, andai sang presiden keliru dalam memilih pembantunya. Menteri keuangan, setidaknya. Pagi kemarin ada berita di platform X, kediaman domisili Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, diteror. Ada kantong darah ditemukan.
Pemimpin Redaksi Media Fusiltanews,com Ali Syarief, di salah satu tulisannya, menulis bahwa dalam khazanah filsafat Tiongkok klasik, terdapat sebuah wejangan yang sangat tajam sekaligus relevan untuk segala zaman.
Wejangan ini tercatat dalam karya cucu dari Kongzi [Konfusius], yakni Zisi [Kong Ji], yang menulis Daxue atau Ajaran Besar.
Baca Halaman Selanjutnya..



Komentar