Berjuang Mengembalikan Jati Diri Bangsa

Oleh: Amirudin Urip
(Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Unkhair)
Pembaca, benar adanya apa yang pernah disampaikan Buya Hamka “Akan tiba disuatu masa dimana Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan menjadi barang langka di negeri ini”. Saat pikiran ini dituangkan Sejarah rupanya telah berulang, perang keras antara kebaikan dan kejahatan.
Untuk sementara waktu, kebaikan nampak “Ditenggelamkan” oleh kekuatan jahat dengan penopang para cukong dari mana datangnya dan konspirasi globalnya. Integritas sejati dikalahkan oleh pesona “pencitraan” politik kaum politisi.
Kita bertanya – tanya, mengapa rakyat mudah sekali tertipu oleh muslihat pencitraan politik ? mengapa rakyat myopia (kebutaan) dalam melihat musang berbulu domba disiang bolong padahal sekarang informasi mudah di dapat dimana – mana ?
Apakah ini indikator rendahnya tingkat literasi Masyarakat, ataukah karena saking rindunya mereka mendamba sosok pemimpin yang dapat menjawab kerinduan mereka, meski hanya sebuah topeng ?
Rakyat bosan dengan barisan topeng – topeng ini, tapi tak punya kemampuan untuk melepaskan diri dari pesona elit bertopeng ini. Tambah lagi pesona money politics di Tengah sulitnya orang memperoleh kerja dan penghasilan, maka rakyat ramai – ramai menikmati uang haram meski sesekali.
Wajah perpolitikan kita penuh warna seperti ini, sistem perpolitikan yang didesain mengandalkan politik uang menyebabkan manusia – manusia yang naik ke dunia politik adalah para pedagang dan/atau para pengusaha yang menyuap para politisi.
Habis energi kita menangani kasus hukum orang – orang seperti ini, sementara persoalan publik (rakyat) terlantar. Demikian juga birokrasi penuh dengan pegawai yang memperjualbelikan kewenangan yang mestinya ia berikan kepada rakyat yang telah membayarnya dengan pajak.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar