Kritik: Retorika Murahan dan Playing Victim Terhadap Nilai

Sahib Munawar

Padahal sejatinya, ia telah mendahului yang namanya esensi dari teknik penulisan ilmiah, sistematika yang ilmiah dan pada pendekatan kualitatif untuk mengali makna.

Selain itu ia juga mengejek gaya penulisan dengan kesalahan mengetik ( typo) tanpa mengetahui apa yang saya gunakan dengan alat untuk menulis, apakah mengunakan Laptop atau hanya berpegang pada HP android.

Sehingga gaya penulisannya masih belum sempurna, padahal ini masalah teknisnya dan bukan pada kesalahan argumentasi, ia mungkin menulis mengunakan laptop HP Spectre 360 dengan harga di atas tiga sampai lima jutaan yang tidak sebanding dengan HP android (Vivo) yang saya gunakan sebagai alat menulis.

Gaya dan metodologi penulisan karya ilmiah, jauh sebelumnya sudah saya lewati masa-masa study, karya ilmiah berupa Skripsi serta Tesis dan bahkan sudah pernah menulis karya ilmiah Disertasi ( Doktoral S.3) yang diminta teman.

Selain itu tulisan berupa opini termuat di media sosial dan media cetak, dan apa yang anda ragukan, falsifikasikan karya ilmiah dengan hipotesis yang di maksud, hanya karena menilai dari gaya dan typo sementara Anda sendiri terjebak pada freming lewat di dinding Facebook.

Maka dalam hal ini saya meminjam apa yang dikatakan Karl Popper bahwa masalah yang terpenting dalam sebuah pengetahuan ( Epestemik) harus melalui pengetahuan induksi dan demarkasi sebuah ilmu pengetahuan untuk membedakan ilmu pengetahuan sejati dan pseudo sains (Ilmu palsu).

Keempat: Merasa dirinya paling hebat dan klaim kebenaran. Setiap argumennya penuh dengan ambisi sebagai pengiat dan filsuf, merasa dirinya hebat tanpa sadar diri ia terjebak pada kalimat " Playing Victim" Sangat manipulatif dan membela diri.

Baca Halaman Selanjutnya...

Selanjutnya 1 2 3

Komentar

Loading...